Pemerintah tugaskan Bulog impor 100.000 ton bawang putih

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menginstruksi Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mengimpor bawang putih sebanyak 100.000 ton. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan harga bawang putih dalam negeri yang melambung tinggi.

Darmin menyebut bawang putih impor ini rencananya didatangkan sebelum Lebaran 2019. 

"Harga bawang putih kan lagi naik sampai Rp45.000 jadi kita tugaskan Bulog untuk impor segera. Kalau impor bisa 100.000 ton, maka harga bawang putih bisa menjadi Rp25.000," ujar Menko Darmin di Jakarta, Selasa (19/3).

Saat ini, produksi bawang putih di dalam negeri belum bisa mencukup kebutuhan bawang putih. Menurut Darmin, Indonesia kekurangan sekitar 400.000 ton bawang putih setiap tahun. Bahkan, tahun lalu defisitnya mencapai 450.000 ton.

"Bulan ini harga bawang putih sudah naik. Jadi tidak bisa menunggu lagi sampai bulan depan,” kata dia.

Menurut dia, situasi kekurangan stok bawang putih terjadi karena sistem tanam dalam negeri yang tidak banyak mengalami perubahan. Untuk itu, dia juga mendorong pihak swasta mengimpor bawang putih agar tidak mengandalkan Bulog.

"Kalau swasta menunjukkan bukti bahwa dia juga menanam bawang putih, silahkan saja dibuktikan ke Kementerian Perdagangan, maka akan diterbitkan izinnya (impor). Kalau 100.000 ton itu hanya ditugaskan kepada Bulog saja sebenarnya," ucapnya.

Akses impor oleh swasta ini dibuka Darmin sesuai besaran defisit bawang putih di dalam negeri. "Bisa sampai kira-kira 400.000 ton," imbuhnya.

Di samping itu, Darmin mengakui bahwa impor bawang putih ini kebanyakan bakal berasal dari China.

"Dari China lah kan yang namanya bawang putih itu cuma China yang gencar produksinya," ujarnya.

Pasokan bawang putih di Indonesia saat ini didominasi oleh impor yakni sebesar 90%. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang tahun lalu Indonesia tercatat mengimpor bawang putih sebanyak 582.994 ton atau setara dengan 99,6% dari seluruh pasokan impor.