Pendapatan ekonomi digital ditargetkan capai US$36 miliar pada 2024

Pemerintah menargetkan ekonomi digital bisa berkontribusi sebesar 3,1% atau US$36 miliar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2024. 

Direktur Industri, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Leonardo Adypurnama Alias Teguh Sambodo mengatakan target tersebut berdasarkan prediksi diversifikasi jenis usaha yang akan berkembang.

"Kita bisa lihat bagaimana perkembangan ekonomi digital di Indonesia sekarang ini, kita punya lima unicorn dan masih banyak jenis usaha yang akan berkembang," kata Leonardo dalam diskusi Pertumbuhan Ekonomi Digital yang Berkualitas, di Jakarta, Kamis (15/8).

Leonardo menjelaskan, saat ini dengan pertumbuhan ekonomi nasional rata-rata 5%, kontribusi industri digital terhadap PDB Indonesia sebesar US$1,2 triliun. 

Ke depannya, kata Leonardo, ekonomi digital akan menjadi salah satu motor penggerak perekonomian nasional. 

Dari data Bappenas, saat ini terdapat 992 perusahaan rintisan (startup) yang tumbuh di Indonesia, dengan proporsi 35,4% di sektor ecommerce; 5,34% di bidang fintech; 5,54% di bidang game, dan lainnya di angka 53,6%.

Meski belum memiliki angka yang pasti mengenai potensi ekonomi nasional yang dapat dimanfaatkan, ia mengatakan, gejalanya dapat dilihat dari beberapa indikasi.

Sektor Informasi dan Komunikasi, katanya, melanjutkan tren pertumbuhan di atas 7% tahun 2018. Selain itu, adanya pertumbuhan tenaga kerja sektor teknologi dan informatika (TIK) sebesar 9,21%.

 "Angka-angka itu berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini menjadi indikasi peningkatan peran ekonomi digital," ucapnya.

Ia pun mengatakan saat ini pemerintah masih berupaya mengumpulkan data tentang besaran ekonomi digital di tanah air, agar bisa dipastikan berapa potensinya bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

"Pemerintah sedang melakukan pendataan buat ekonomi digital ini dan potensinya seberapa," tuturnya.