Pengembangan kawasan cabai genjot pendapatan petani NTT
NTT menyalurkan bantuan dari pusat untuk budi daya cabai 626 ha di 19 kabupaten.
Kebijakan pengembangan komoditas strategis Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) berdampak positif terhadap Nusa Tenggara Timur (NTT). Banyak manfaat telah dirasakan.
Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian (Distan) NTT, Joaz Bily Oemboe Wanda, mengungkapkan, realisasi pengembangan kawasan cabai di daerahnya mencapai 99,73%.
"Kurang lebih anggaran yang dikucurkan untuk pertanian sebanyak Rp2 miliar. Kami bersyukur hampir seluruhnya sudah terealisasikan untuk hortikultura," ucapnya via keterangan tertulis, Jumat (11/9).
Distribusi bantuan benih dan likat kuning untuk pengembangan cabai disalurkan ke 19 kabupaten seluas 626 hektare (ha). Bantuan berdampak besar terhadap NTT, seperti kian luasnya wilayah budi daya.
"Selain luas areal pertanaman cabai meningkat, ternyata peningkatan produksinya juga mampu mengurangi impor cabai dari luar NTT. Hal tersebut tentu berdampak pada peningkatan pendapatan petani cabai," papar Joaz.
Sementara itu, Dirjen Hortikultura, Prihasto Setyanto, mendorong satuan kerja (satker) pusat dan daerah lainnya untuk mempercepat penyerapan kegiatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2020. Tujuannya, juga untuk menggeliatkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III.
Mayoritas alokasi anggaran Ditjen Hortikultura diarahkan kepada pengembangan komoditas strategis, cabai dan bawang. Diyakini Sehingga jika kegiatan tersebut terealisasi akan lebih terasa dampaknya pada pergerakan ekonomi nasional.
"Pertanaman juga harus segera dilakukan untuk persiapan menyambut hari besar keagamaan nasional(HBKN) Natal dan tahun baru," lanjutnya.
Pertumbuhan ekonomi nasional mengalami kontraksi -5,32% pada kuartal II 2020. Namun begitu, sektor pertanian tumbuh paling tinggi dengan 16,24%.