sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Penjualan rumah terus merosot

Penurunan penjualan rumah di Jawa Tengah sudah terjadi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

Satriani Ariwulan
Satriani Ariwulan Sabtu, 24 Nov 2018 17:33 WIB
Penjualan rumah terus merosot

"Tetanggaku menjual rumahnya (meski msh menyisakan 14 thn kredit) dan memilih mengontrak.. Dia memilih itu drpd menjual mobil barunya," demikian sepenggal status Facebook salah satu warganet. 

Benarkah minat masyarakat untuk memiliki hunian mulai menurun? 

Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah mengakui penjualan rumah terus turun seiring dengan bergesernya prioritas konsumsi masyarakat. Berdasarkan data REI, penurunan penjualan rumah di Jawa Tengah sudah terjadi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

Penjualan rumah dan apartemen di Jawa Tengah pada tahun 2016 terealisasi 11.500 unit. Angka itu terus merosot dan di 2017 hanya mencapai 8.900 unit. "Selanjutnya, tahun ini hingga bulan September baru terjual 5.600 unit," katanya.

Dari total penjualan tahun ini, sekitar 60%-nya merupakan rumah subsidi atau harga Rp130 juta. Lalu, sisanya merupakan hunian dengan harga Rp250 juta hingga Rp1 miliar.

Kendati tren penjualan turun, namun harga hunia terus terkerek seperti tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini, ada kenaikan harga properti, yaitu di kisaran 5% untuk rumah subsidi, dan 10-12% untuk rumah menengah ke atas.

Kenaikan harga tanah dan material disebut menjadi salah satu faktor pengerek harga properti. "Harga properti naik akibat dari kenaikan harga tanah dan material, khususnya yang harus kami impor. Bahkan untuk kenaikannya bisa sampai 15%," katanya. 

Karena itu, pengembang di Jawa Tengah diyakini akan banyak membangun rumah sederhana. Namun, dia juga mengusulkan agar harga segmen rumah ini naik, yaitu menjadi Rp140 juta.

Sponsored

"Ini juga untuk menyesuaikan kenaikan harga tanah dan material. Saat ini usulan harga baru tersebut sudah kami ajukan," katanya.

Sumber : Antara

Berita Lainnya
×
tekid