sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pentingnya penguatan konsumsi sebagai obat pencegah resesi

Peran konsumsi rumah tangga ini krusial karena menyumbang struktur PDB terbesar di triwulan I-2020 hingga mencapai 58,14%.

Hermansah
Hermansah Minggu, 10 Mei 2020 11:26 WIB
Pentingnya penguatan konsumsi sebagai obat pencegah resesi

Tahan perlemahan

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menilai keputusan pemerintah untuk memberikan bansos merupakan langkah tepat untuk menahan perlambatan konsumsi rumah tangga.

"Ini luar biasa, kalau misalnya kita di triwulan I-2020 sudah begini, meskipun ada konsumsi, juga tidak menolong banyak hal, sehingga pemerintah harus gerak cepat mendorong bansos ke masyarakat," katanya.

Ia juga mengharapkan adanya tambahan anggaran untuk pemberian stimulus itu agar daya beli masyarakat tetap terjaga dalam kondisi sulit seperti sekarang.

"Daya beli masyarakat merupakan salah satu faktor pendorong konsumsi dan konsumsi itu kontribusinya sebesar 58% terhadap ekonomi," katanya.

Lemahnya daya beli tersebut sudah tercermin dari laju inflasi pada April 2020 sebesar 0,08% atau melambat dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Padahal, pada periode sama 2019 menjelang dan sesudah Lebaran, inflasi justru meningkat yaitu pada Mei 0,68% dan Juni 0,55% karena adanya kenaikan permintaan.

Peneliti senior Indef Enny Sri Hartarti juga mengungkapkan bahwa ekonomi masih dapat bertahan dalam kinerja yang positif apabila konsumsi rumah tangga tidak mengalami kontraksi. 

Sponsored

"Selama konsumsi rumah tangga masih bisa bertahan tidak minus maka sudah hampir dipastikan pertumbuhan ekonomi kita tidak minus, itu sudah aturan yang hampir sudah dipastikan," ujarnya.

Menurut dia, untuk bisa menahan konsumsi rumah tangga tidak minus, kuncinya adalah menjaga ketahanan kelompok 40% penduduk dengan status sosial ekonomi terendah.

Untuk itu, skema perlindungan sosial yang diberikan pemerintah harus betul-betul efektif untuk menyelamatkan masyarakat yang rentan terhadap gejolak ekonomi.

"Kata kuncinya efektif, bukan banyaknya skema tetapi efektif, efektif sampai kepada masyarakat," kata Enny.

Enny menambahkan, pemerintah juga harus berupaya untuk menyelamatkan sektor riil terutama sektor UMKM yang selama ini telah berperan dalam menopang perekonomian nasional.

Sektor UMKM, pada saat krisis keuangan sebelumnya, dapat bertahan dan memberikan pondasi bagi terjadinya pemulihan ekonomi. Namun saat Covid-19 ini, justru yang paling besar terimbas oleh wabah.

"Memang semua mengeluh termasuk usaha yang skala besar, tetapi UMKM ini tidak punya instrumen lobbying yang langsung bisa menghadap Presiden ataupun menteri," ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, yang perlu diselamatkan saat ini adalah sektor industri, terutama manufaktur, sektor-sektor substitusi impor, padat karya, dan juga hilirisasi industri.

Pemerintah saat ini sedang berkejaran dengan waktu dan dihadapkan dengan keputusan yang sama sulitnya antara fokus penanganan kesehatan atau menjaga agar ekonomi tidak kolaps.

Namun, ekonomi tidak akan berjalan dengan baik apabila penanganan kesehatan dilakukan setengah hati mengingat dampak yang ditimbulkan Covid-19 sangat fatal.

Dengan adanya penanganan kesehatan yang optimal dan jumlah korban makin berkurang, baru setelah itu harapan bahwa ekonomi dapat pulih dan terbang tinggi dapat muncul kembali. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid