sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Penyaluran digenjot, kredit macet menghantui perbankan

Angka pertumbuhan kredit Indonesia lebih baik dibandingkan negara lain.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Jumat, 02 Okt 2020 16:48 WIB
Penyaluran digenjot, kredit macet menghantui perbankan

Pertumbuhan kredit terus mengalami perlambatan. Pada Agustus 2020, Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit hanya tumbuh 0,6% atau sebesar Rp5.520,9 triliun, lebih lambat dari bulan Juli yang mencapai 1%.

Menanggapi hal itu, Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, pertumbuhan kredit yang bergerak di angka 0% hingga 3% di tahun ini sudah lebih dari cukup untuk menjaga stabilitas perbankan nasional. Pasalnya, jika kredit terus digenjot di saat aktivitas perekonomian tersendat seperti sekarang, dikhawatirkan malah akan menimbulkan kredit macet dan berdampak kepada stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan.

"Sebenarnya pertumbuhan di kisaran 0% hingga 3% itu sudah sangat baik, kalau dibandingkan dengan negara-negara lain. Jadi, kalau dipaksakan, khawatirnya malah akan ke kredit macet, ujungnya ke permodalan bank," ujarnya dalam video conference, Jumat (2/10).

Oleh karena itu, lanjutnya, dalam memberikan relaksasi dan restrukturisasi kredit, perbankan tetap menempuh langkah yang hati-hati, meskipun relaksasi tersebut merupakan dorongan dari pemerintah untuk membantu dunia usaha.

Bahkan pemerintah juga telah melakukan injeksi likuiditas dengan penempatan dana pemerintah ke Himpunan Bank Negara (Himbara) sebesar Rp30 triliun. Namun demikian, bank tetap memilih sektor-sektor tertentu yang potensial dan aman untuk dibantu.

"Dalam kondisi sekarang ini memang harus sangat prudent. Kami lihat betul, sektor mana yang sudah bisa kami bantu. Karena (banyak) dari sisi cash flow-nya masih terkendala Covid-19, karena tidak bisa beroperasi. Jadi kami akan lihat betul, sektor yang sudah bisa didorong," katanya.

Dia pun mengatakan, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perbankan hingga saat ini masih tergolong tinggi, yaitu berada pada level 22,96% dengan tingkat Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai 11,64%.

Artinya, perbankan memiliki likuiditas yang baik untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di masa mendatang, akibat dari restrukturisasi kredit yang dilakukan.

Sponsored

"Saat ini CAR kita sangat baik, sehingga masih bisa menyerap peningkatan potensi NPL tadi. Jadi saya pikir (pertumbuhan kredit) di posisi positive single digit pun lumayan baik," ucapnya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid