sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Penyaluran kredit masih seret, OJK: Permintaan rendah

Pertumbuhan kredit lebih rendah ketimbang Juli 2020 sebelumnya tercatat tumbuh 1,53%.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Jumat, 25 Sep 2020 19:11 WIB
Penyaluran kredit masih seret, OJK: Permintaan rendah

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit pada Agustus 2020 kembali menunjukkan perlambatan yang mencapai 1,04%. Angka itu lebih rendah ketimbang Juli 2020 sebelumnya tercatat tumbuh 1,53%, atau meningkat dibandingkan Juni yang sebesar 1,4%.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan fenomena ini menunjukkan, meskipun pertumbuhan kredit UMKM digenjot melalui penempatan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di himpunan bank negara (Himbara), tetapi belum bisa mengompensasi penurunan kredit dari Januari hingga Juni.

"Permasalahan di lapangan, kalau pengusaha diberi kredit, belum tentu mereka bisa merealisasikan kredit itu," kata Wimboh dalam webinar Perbanas, Jumat (25/9).

OJK meyakini pertumbuhan kredit tahun ini bakal lebih cepat terjadi di daerah daripada di kota besar. Wimboh mengatakan, dari indikator angka, pertumbuhan kredit di bank daerah juga berjalan lebih cepat.

"Saya lihat di daerah luar biasa. Restoran sudah ramai, mal buka, dan hotel ramai," kata Wimboh.

Wimboh mengatakan pemerintah masih akan menghadapi permasalahan utama, yakni menstimulasi permintaan untuk memacu pertumbuhan kredit korporasi. Saat ini, tuturnya, pemerintah menyusun strategi untuk melakukan reorientasi produk korporasi berorientasi ekspor menjadi berorientasi domestik.

"Dalam kondisi begini, pemerintah harus di depan untuk menstimulasi demand. Semoga dengan demikian, pertumbuhan kredit kita bisa naik," ujarnya.

Berdasarkan catatan OJK hingga Agustus 2020, pertumbuhan kredit korporasi tercatat mengalami perlambatan menjadi 1,86%, dibandingkan pada Juli 2020 yang mencapai 2,36%. Sementara itu, kredit UMKM pada Agustus 2020 menunjukkan pertumbuhan negatif 1,17%, dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 0,23%.

Sponsored

 

Berita Lainnya
×
tekid