sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Persiapan ke Industri 4.0, perlu SDM berkualitas

Indonesia harus menghadapi tantangan perkembangan teknologi itu, agar tidak tertinggal negara lain

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Selasa, 13 Nov 2018 13:42 WIB
Persiapan ke Industri 4.0, perlu SDM berkualitas

Perkembangan teknologi saat ini sangat cepat. Perkembangan ini memberikan perubahan yang besar terutama pada jasa keuangan. Mengingat dunia juga sedang bergerak ke industri 4.0 yang seluruhnya memanfaatkan digital. 

Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida mengatakan, Indonesia harus menghadapi tantangan perkembangan teknologi itu, agar tidak tertinggal negara lain yang sudah mengadaptasi pemanfaatan digital. 

"Tentunya memerlukan kemampuan sumber daya manusia yang memadai. Namun ironisnya, data Badan Pusat Statistik (BPS) human resources menyebutkan, kita punya kemampuan yang sangat rendah dan perlu ditingkatkan," ujarnya dalam acara Seminar Nasional HUT OJK Ke-7 dengan tema Financial Sector 4.0 (Synergizing Fintech and Financial Institutions) di Wisma Mulia 2, Jakarta, Selasa (13/11).

Data BPS per Agustus 2018, menyebutkan sebanyak 60% angkatan kerja Indonesia berada ditingkat lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ke bawah. Pendidikan yang rendah ini tentunya memberikan kesulitan untuk bisa beradaptasi dengan teknologi yang berkembang pesat. 

Disisi lain, Bank Dunia (World Bank) merilis data Indeks Modal Manusia (Human Capital Index), di mana Indonesia mendapat skor 0,53 dengan batas bawah 0,52 dan batas atas 0,55. Indonesia menempati peringkat ke-87 dari total 157 negara, masih di bawah Malaysia bahkan Vietnam.

"Tentu kewajiban bersama untuk meningkatkan kemampuan SDM. Kami mengajak industri untuk meningkatkan kemampuan kinerja kita juga. Ini PR (pekerjaan rumah) bersama," ungkap Nurhaida.

Kendati begitu, dia optimistis dengan kemampuan sumber daya manusia dengan perkembangan startup atau perusahaan rintisan di Indonesia.

Sementara negara-negara anggota ASEAN menandatangani kesepakatan kerja sama sistem perdagangan elektronik (e-commerce) untuk mendukung ekonomi digital di wilayah itu.

Sponsored

"Kesepakatan kerangka kerja sama ASEAN tentang e-commerce adalah yang pertama di dunia dan ASEAN yang pertama memulainya," ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita usai menghadiri pertemuan Pertemuan ASEAN Economic Community Council ke-17, Singapura, Senin.

Kesepakatan tersebut untuk mendukung perkembangan ekonomi digital dengan menciptakan lingkungan yang kondusif pertumbuhan e-commerce. Secara tidak langsung, kerangka kerja sama itu membangun konektivitas digital yang lebih besar di kawasan ASEAN.

Sebelumnya, Negara-negara anggota ASEAN menyepakati kerangka kerja sama perdagangan tentang sistem elektronik (e-commerce) untuk mendukung perkembangan ekonomi digital.

"Indonesia ikut menandatangani kerja sama perdagangan tentang e-commerce mendukung perkembangan ekonomi digital serta perdagangan di negara-negara kawasan ASEAN," ujar Enggartiasto Lukita.

Perjanjian ASEAN tentang perdagangan elektronik atau e-Commerce ditandatangani oleh para menteri ekonomi ASEAN lainnya. Penandatanganan tersebut merupakan rangkaian Pertemuan Tingkat Tinggi Asean ke-33 yang berlangsung sejak 11 November hingga 15 November 2018. (ant)
 

Berita Lainnya
×
tekid