sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pertama dalam sejarah, harga minyak AS anjlok di bawah US$0

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) merosot hingga minus US$37,63 per barel.

Laila Ramdhini
Laila Ramdhini Selasa, 21 Apr 2020 08:19 WIB
Pertama dalam sejarah, harga minyak AS anjlok di bawah US$0

Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS) anjlok di bawah US$ pada akhir perdagangan Senin atau Selasa pagi waktu Indonesia barat (21/4) untuk pertama kalinya dalam sejarah. Harga minyak AS jatuh di tengah kelebihan pasokan yang disebabkan oleh Covid-19. Para pedagang yang putus asa membayar untuk menyingkirkan minyak yang kontraknya akan berakhir Selasa.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei merosot US$55,9 atau lebih dari 305%, menjadi menetap di minus US$37,63 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah menyentuh titik terendah sepanjang masa US$-40,32 per barel.

Harga minyak negatif menyiratkan bahwa produsen akan membayar pembeli untuk mengambil minyak dari tangan mereka. Menurut Dow Jones Market Data, ini menandai pertama kalinya kontrak berjangka minyak diperdagangkan negatif dalam sejarah. Kontrak Mei berakhir pada Selasa. Kontrak WTI untuk penyerahan Juni juga jatuh lebih dari 18% menjadi 20,43 per barel.

Sementara itu, patokan global, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni turun US$2,51 atau 9% menjadi ditutup pada US$25,57 per barel di London ICE Futures Exchange. Penurunan Brent tidak sederas WTI karena lebih banyak tempat penyimpanan tersedia di seluruh dunia.

Para ahli mencatat pedagang bergegas untuk membongkar posisi mereka menjelang berakhirnya kontrak, berkontribusi pada penurunan bersejarah.

"Kami menghubungkan pelemahan harga WTI dengan berakhirnya kontrak Mei besok dan volume perdagangan rendah yang menyertainya," kata Giovanni Staunovo, seorang analis komoditas di UBS Global Wealth Management, kepada Xinhua pada Senin (20/4)

Menurut dia, permintaan yang lebih lemah terkait dengan pandemi Covid-19 dan potensi kelebihan pasokan adalah masalah yang lebih parah.

"Penurunan lebih banyak dalam kontrak berjangka yang likuid cair mencerminkan masalah yang lebih luas yang kita miliki di pasar minyak - kelebihan pasokan parah di kuartal kedua," kata Staunovo.

Sponsored

Badan Energi Internasional (IEA) memperingatkan dalam laporan bulanannya yang baru dirilis bahwa permintaan minyak global diperkirakan akan turun dengan rekor 9,3 juta barel per hari (bph) tahun ke tahun pada 2020.

"Dampak dari tindakan penguncian di 187 negara dan wilayah telah membuat mobilitas hampir terhenti," kata IEA.

Dia juga menambahkan permintaan pada April diperkirakan 29 juta barel per hari lebih rendah dari tahun lalu, turun ke level terakhir terlihat pada 1995.

Ketika miliaran orang di seluruh dunia tinggal di rumah untuk memperlambat penyebaran virus corona baru, permintaan fisik untuk minyak mentah telah menurun drastis dan memicu kelebihan pasokan global. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid