sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pertumbuhan ekonomi 2020 diprediksi stagnan 5,2%

Indonesia setidaknya bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5%.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Jumat, 18 Okt 2019 19:30 WIB
Pertumbuhan ekonomi 2020 diprediksi stagnan 5,2%

Sejumlah pakar ekonomi memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berkisar 5%-5,2% pada 2020 atau stagnan dari 2019.  Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan Indonesia setidaknya bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi sebesar 5% karena konsumsi domestik Indonesia sangat kuat, ditambah dengan kontribusi dari belanja pemerintah, ekspor, dan investasi.

David pun memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5%-5,2% pada 2020. "Seburuk-buruknya kondisi luar, kita bisa tumbuh di 4,6%," kata David di Menara BCA, Jakarta, Jumat (18/10).

Sementara, David mengatakan peluang Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masih cukup besar. Asalkan, Indonesia mampu menggenjot konsumsi rumah tangga.

Dalam kesempatan yang sama, ekonom Center of Reform on Economics Piter Abdullah mengatakan ada beberapa catatan untuk kondisi domestik ekonomi Indonesia.

"Kita mengalami defisit neraca perdagangan hingga US$2,04 miliar akibat kondisi global, harga komoditas juga turun. Akibatnya, defisit melebar dan berdampak ke current account kita," ujar Piter.

Piter pun mengharapkan kebijakan fiskal bisa lebih ekspansif dengan belanja dan insentif pajak yang lebih besar. Namun, apabila kebijakan tersebut dilakukan, konsekuensi yang harus diterima Indonesia adalah penerimaan yang akan turun, defisit yang kian melebar, dan utang yang naik.

"Ini kebijakan counter cyclical yang akan sangat sulit kita lakukan," kata Piter.

Piter melanjutkan, pemerintah yang telah mengambil langkah untuk memberikan kebijakan fiskal dan moneter, harus mengimbangi dengan kebijakan di sektor riil dan kebijakan yang memudahkan sektor investasi.

Sponsored

Piter mencatat, pada periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo, ada 16 paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah guna mempermudah investasi. Namun, menurutnya kebijakan tersebut belum cukup.

"Tahun ini, pemerintah akan menerbitkan omnibus law. Dengan ini, konsumsi dan investasi bisa digenjot," tutur Piter.

Piter pun melihat rekonsiliasi politik yang dilakukan Jokowi dengan menggandeng oposisi sebagai peluang pemerintah untuk berfokus pada perbaikan ekonomi. Sebab, apabila oposisi bergabung, hal tersebut menurut Piter akan mengurangi noise di pemerintahan.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid