sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sri Mulyani proyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021 minus 1%

Kontraksi pada kuartal pertama tersebut, disebabkan masih berlangsungnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Selasa, 23 Mar 2021 15:18 WIB
Sri Mulyani proyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021 minus 1%

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 masih akan mengalami kontraksi di level 1% hingga 0,1%.

"Untuk kuartal I-2021, Kemenkeu memperkirakan masih di dalam range antara -1% hingga -0,1%. Kita berharap sih sebetulnya bisa mencapai zona netral, tetapi sepertinya mendekati -0,1%," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa (23/3).

Kontraksi pada kuartal pertama tersebut, disebabkan masih berlangsungnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro, seiring dengan peningkatan kasus positif di awal tahun.

"Dengan jumlah Covid aktif waktu itu, menyebabkan pemerintah harus melakukan restriksi lagi. Tadinya PSBB kemudian menjadi PPKM mikro. Kita melihat di Januari dan awal Februari itu drop aktivitasnya dibandingkan Desember," ujarnya

Meskipun demikian, dia mengungkapkan pada Maret sudah terlihat adanya pemulihan. Ini seiring dengan jumlah kasus Covid-19 harian yang menurun pada level 5.000 dibandingkan bulan sebelumnya yang menembus 12.000. 

"Kalau vaksinasi berjalan dengan sukses, maka kita bisa berharap tren yang meningkat bisa terus terakselerasi pada Maret dan kuartal II-2021," ucapnya.

Untuk itu, dia masih optimistis bahwa sepanjang tahun, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mampu mencapai level 4,5% hingga 5,3%.

Hal ini pun sejalan dengan revisi proyeksi sejumlah lembaga internasional. Seperti OECD dari proyeksi 4% menjadi 4,9%, IMF 4,8%, dan World Bank di 4,4%.

Sponsored

"Ini perlu untuk terus kita jaga dari sisi konsistensi proyeksi terutama tanda pemulihan yang perlu diperkuat dan mengelola terjadinya dinamika global yang bisa menimbulkan risiko," kata dia.

Berita Lainnya
×
tekid