Pertumbuhan industri manufaktur 2019 turun jadi 4,01%
Industri manufaktur besar dan sedang (IBS) pada 2019 tumbuh di bawah 2018 sebesar 4,07%.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang (IBS) pada 2019 turun menjadi 4,01% dibandingkan tahun 2018 yang tumbuh sebesar 4,07%.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan terjadi penurunan untuk berbagai jenis industri, salah satunya adalah industri karet, barang dari karet, dan plastik sebesar 14,71%.
"Industri karet, barang dari karet, dan plastik mengalami penurunan yang sangat tajam. Kita tahu apa yang terjadi dengan karet harganya turun pada tahun lalu dan baru akhir-akhir ini saja mulai meningkat," katanya di Jakarta, Senin (3/2).
Selain itu penurunan juga terjadi untuk jenis industri barang logam bukan mesin dan peralatannya sebesar 18,5%; lalu industri komputer, barang elektronik, dan optik turun 11%. Kemudian jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan turun 11,57% dan industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan, dan sejenisnya turun 10,33%.
Sedangkan jenis industri yang mengalami kenaikan paling baik sepanjang 2019 adalah Industri pencetakan dan reproduksi media rekaman dengan pertumbuhan sebesar 19,6%.
"Penyebabnya karena pada 2019 ada pemilihan umum (pemilu) yang menggerakan industri-industri cetak sehingga pergerakannya lebih tinggi dibanding yang lain," ujarnya.
Selain itu, terlihat pula pertumbuhan positif pada sejumlah industri seperti industri minuman yang tumbuh 17,11%, industri pakaian jadi 18,51%, dan industri furnitur sebesar 6,63%.
Namun demikian, BPS mencatat pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan IV-2019 naik sebesar 3,62% (yoy) terhadap triwulan IV-2018, dan naik 0,09% dibandingkan kuartal III-2019.
Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional yang naik 18,58%. Sedangkan industri yang mengalami penurunan produksi terbesar adalah industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya turun 19,78%.
Jika dilihat dari provinsi pertumbuhan produksi IBS tertinggi kuartal IV-2019 adalah Provinsi Maluku Utara naik 41,84%. Sedangkan provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan terbesar adalah Provinsi Jambi turun 35,58%.