sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pertumbuhan laba bersih BNI semester I-2018 capai 16%

Kinerja laba bersih tersebut didorong oleh kuatnya pertumbuhan pendapatan bunga bersih (NII) BNI disertai perbaikan kualitas aset.

Cantika Adinda Putri Noveria
Cantika Adinda Putri Noveria Rabu, 18 Jul 2018 16:38 WIB
Pertumbuhan laba bersih BNI semester I-2018 capai 16%

Pertumbuhan laba bersih PT Bank Negara lndonesoa (Persero) Tbk (BBNI) pada semester I-2018 mencapai 16% yaitu dari Rp 6,41 triliun pada semester I-2017 menjadi Rp 7,44 triliun pada semester I-2018.   

Direktur Utama BBNI Achmad Baiquini menjelaskan kinerja laba bersih tersebut didorong oleh kuatnya pertumbuhan pendapatan bunga bersih (NII) BNI disertai perbaikan kualitas aset.

Nll BNI meningkat dari Rp 15,40 triliun pada semester I-2017, menjadi Rp 17,45 triliun pada 2018. Tumbuh 13,3% lebih cepat dibandingkan pertumbuhan NII di industri perbankan yang hanya mencapai 3,4% per April 2018. Pertumbuhan NII tersebut merupakan hasil dari penyaluran kredit BNI yang tetap terkelola dengan prudent dan optimal. 

 "BNI optimis kinerja baik yang dicapai pada paruh pertama 2018 tersebut akan tetap meningkat pada semester ll," ujarnya, Rabu (18/7) di kantornya. 

Pada semester l-2018, BNI mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 13,5%. Didominasi oleh dana murah (CASA) yang komposisinya mencapai 63,8% dari total dana yang terhimpun. Ruang bagi BNI untuk menyalurkan kredit pun masih terbuka lebar, ditandai dengan loan to deposit ratio (LDR) yang mencapai 87,3% pada semester I-2018 ini. 

Seluruh kondisi itu memberikan keyakinan bahwa BNI mempunyai likuiditas yang baik dan ruang yang cukup untuk melanjutkan ekspansi kredit pada semester II-2018. 

Pertumbuhan laba bersih ini, jauh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan laba bersih di industri perbankan nasional yang per April 2018 mencapai 6,3%. Pendukung pertumbuhan laba bersih BNI lainnya adalah realisasi pendapatan non bunga yang tumbuh 9,1 % yoy, yaitu dari Rp 4,65 triliun pada semester I-2017 menjadi Rp 5,08 triliun pada semester l-2018. 

Pendapatan non bunga didorong oleh meningkatnya kontribusi fee dari segmen business banking, antara lain fee dari trade finance yang tumbuh 8,7% yoy dan fee dari bank garansi, tumbuh 14,3% yoy. Sedangkan sisanya dari pertumbuhan bisnis consumer & retail, antara lain fee pengelolaan rekening yang tumbuh 8.6% yoy dan fee dari bisnis kartu tumbuh 7,1% yoy. 

Sponsored

“Adanya peningkatan Net Interest Income dan Non Interest Income. Perbaikan kualitas aset serta upaya efisiensi opex yang telah dilakukan, BNI mampu menumbuhkan tingkat laba bersih hingga 16,0% yoy. Peningkatan profitabilitas ini mendorong perbaikan return on equity (ROE) dari 15,6% menjadi 16,5%," papar Baiquni. 

Sementara BNI mampu mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar Rp 45,6 triliun atau sebesar 11,1% yoy dari posisi Rp 412,18 triliun pada semester I-2017 menjadi Rp 457,81 triliun pada semester I-2018. 

Pertumbuhan dikontribusi oleh kredit korporasi swasta yang meningkat 11,6% yoy. Terutama industri manufaktur, transportasi dan komunikasi, konstruksi serta perdagangan. 

Adapun kredit kepada BUMN tumbuh 8.6% yoy. Kredit segmen kecil juga mencatatkan pertumbuhan yang baik yaitu 14% yoy. Sementara untuk kredit segmen medium, BNI menjaga pada pertumbuhan yaitu 8,5% yoy. Payroll loan masih menjadi prioritas BNI dalam menumbuhkan segmen konsumer. 

Pada semester pertama 2018 payroll loan mencatatkan pertumbuhan sebesar 50,8% yoy. Kartu Kredit dan BNI Griya juga mencatatkan pertumbuhan yang membaik, masing-masing sebesar 5,5% dan 8,2% yoy. 

Untuk mendukung ekspansi kredit, pada semester I-2018, DPK tercatat tumbuh sebesar 13,5%, yaitu dari Rp 463,86 triliun pada semester I-2017 menjadi Rp 526,48 triliun pada semester I-2018. Sedangkan komposisi rasio dana murah atau CASA mencapai 63,8%. 

BNI terus meningkatkan hubungan baik dengan institusi-institusi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan pemerintah, serta mengembangkan layanan digital banking. Keberhasilan dalam upaya ini dapat dibuktikan dengan penambahan jumlah rekening sebesar kurang lebih 11,1 juta dari 27,9 juta rekening pada semester I-2017 menjadi 39.0 juta rekening pada semester I-2018. 

Sementara cost of fund membaik menjadi 2,8%. Dimana sebelumnya sepanjang 2017 berada pada level 3,0%. Penurunan cost of fund ini selain disebabkan pertumbuhan dana murah, juga dikontribusi oleh strategi penurunan suku bunga deposito sebesar kurang lebih 46 basis poin sejak awal 2018. 

Kualitas Aset BNI 

Pada semester I-2018, BNI mencatatkan nilai aset yang mencapai Rp 734,19 triliun atau tumbuh 16,2% diatas periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp 631,74 triliun. 

Dari sisi kualitas aset, NPL Gross BNI tercatat membaik menjadi 2,1% pada akhir Juni 2018 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,8%. Perbaikan NPL dikarenakan pengelolaan kualitas aset yang terus membaik. Salah satunya dengan cara melakukan ekspansi yang selektif dan prudent dengan manajemen risiko kredit yang terukur. 

Sedangkan coverage ratio juga mengalami perbaikan dan 147,2% pada semester l-2017 menjadi 150,2% akhir semester I-2018 ini. Penetapan pencadangan ini merupakan langkah pre-emptive dan konservatif BNI yang dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan penurunan kualitas aset di masa-masa mendatang,

Berita Lainnya
×
tekid