sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

PHEI prediksi penerbitan obligasi 2020 capai Rp170 triliun

Penerbitan obligasi korporasi tahun 2020 diprediksi masih akan bergairah.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Rabu, 08 Jan 2020 14:39 WIB
PHEI prediksi penerbitan obligasi 2020 capai Rp170 triliun

Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) memperkirakan penerbitan obligasi korporasi sepanjang 2020 akan berada pada kisaran Rp155 triliun hingga Rp170 triliun.

Head of Research PHEI Roby Rushandie mengatakan semaraknya penerbitan obligasi korporasi dipicu oleh tren penurunan yield obligasi di pasar sekunder. Selain itu, masih tingginya kebutuhan pendanaan korporasi untuk proyek-proyek strategis seperti pembangunan infrastruktur dan besarnya potensi refinancing perusahaan.

"Peningkatan nilai obligasi yang akan jatuh tempo pada 2020 sebesar Rp104 triliun juga akan menjadi pemicu peningkatan penerbitan obligasi korporasi baru tahun ini," kata Rudy dalam risetnya di Jakarta, Rabu (8/1).

Roby melanjutkan, penerbitan tersebut menyesuaikan dengan asumsi defisit 1,76% terhadap produk domestik bruto (PDB) pada RAPBN 2020 yang senilai Rp307,2 triliun.

Ruby juga mengungkapkan pasar obligasi Indonesia pada 2020 masih akan digerakkan oleh faktor global. Faktor-faktor tersebut di antaranya isu seputar perkembangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China ataupun AS dengan negara lainnya, kelanjutan proses Brexit, hingga bayang-bayang perlambatan ekonomi global.

Sementara, faktor fundamental ekonomi domestik yang cukup kuat serta langkah pre-emptive yang akan terus dilakukan Bank Indonesia diharapkan mampu menopang perekonomian, sehingga turut menjadi sentimen positif untuk pasar obligasi dalam negeri.

"Peluang perkembangan pasar surat utang Indonesia juga masih terbuka di tahun 2020. Dari sisi suplai, pemerintah melalui Kementerian Keuangan berencana akan menerbitkan Surat berharga Negara sebesar Rp389,3 triliun di tahun 2020," kata Roby.

Sementara itu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan di tengah situasi dan kondisi geopolitik yang tak menentu akibat naiknya tensi hubungan Amerika Serikat dan Iran, pelaku pasar baik investor luar maupun dalam negeri tak kehilangan kepercayaan pada pasar obligasi Indonesia.

Sponsored

"Dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp81,5 triliun pada Selasa (7/1), tentu ini memberikan sinyal yang cukup positif bagi tahun 2020 ini, bahwa pasar obligasi kita akan membaik," kata Nico dalam riset hariannya.

Nico pun berharap imbal hasil obligasi pemerintah dengan tenor 10 tahun dapat berada di bawah 7% hingga akhir tahun atau berada pada rentang 6.85%-7%.

Adapun tahun 2019, pemerintah menerbitkan SBN gross sebesar Rp903,36 triliun di mana Rp458,27triliun merupakan net issuance. Jumlah penerbitan utang baru tersebut naik 28,42% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari tahun sebelumnya.

Dari total penerbitan SBN di tahun 2019, sebesar Rp645,09 triliun merupakan obligasi konvensional dan selebihnya merupakan seri-seri sukuk.

Dari total Rp645,09 triliun tersebut, sebanyak 82% atau sebesar Rp526,03 triliun diterbitkan di dalam negeri. Sedangkan Rp119,05 triliun lainnya diterbitkan di luar negeri mengunakan mata uang dolar AS, yen, maupun euro.

Untuk penerbitan obligasi korporasi sampai dengan akhir tahun 2019 juga mengalami peningkatan. Tercatat 275 seri baru (termasuk EBA) diterbitkan dengan total nilai issuance sebesar Rp126,51 triliun atau meningkat sebesar 11,32% yoy.

Sedangkan penerbitan surat utang korporasi melalui skema penawaran terbatas atau yang dikenal dengan Medium Term Notes (MTN), berdasarkan data yang dihimpun dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) terdapat 129 penerbitan seri baru dengan total nilai issuance sebesar Rp20,65 triliun.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid