sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pilihan saham Avrist saat kinerja IHSG melemah

Pergerakan bursa global turut mendongkrak kinerja IHSG pada pekan ini.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Senin, 05 Nov 2018 07:40 WIB
Pilihan saham Avrist saat kinerja IHSG melemah

PT Avrist Asset Management memprediksi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berkisar antara 5.700-6.000 pada awal pekan ini.

Direktur Utama PT Avrist Asset Management Hanif Mantiq mengatakan, IHSG pekan ini diprediksi masih akan mengalami kenaikan tipis di tengah mulai kembali masuknya investor asing setelah aksi net sell dari awal tahun. Saat ini asing telah melakukan aksi net sell lebih dari Rp50 trilliun selama year to date (YTD).

"Namun, pada awal pekan ini IHSG dapat bergerak melemah terbatas akibat data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2018 yang diproyeksi melambat," ujar Hanif kepada Alinea.id, Senin (55/11).

Adapun faktor lainnya, seperti stabilnya pergerakan bursa global serta nilai tukar juga dapat mendorong kenaikan IHSG. Hanif merekomendasikan beberapa saham pilihan investor untuk pekan ini, antara lain, dari sektor perbankan, telekomunikasi dan konsumer.

Saham-saham yang layak dicermati kata Hanif seperti, PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI), PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN), PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP), PT Astra International Tbk. (ASII), PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM). 

Investor disarankan untuk mulai mengoleksi saham-saham berkapitalisasi besar seperti bank dan telekomunikasi yang diprediksi masih akan menjadi target koleksi investor asing selama window dressing disamping kinerja kuartal III-2018 yang in line.

Terpisah, Pendiri dan Direktur Jagartha Advisor FX Iwan mengatakan, perdagangan pekan ini masih akan diselimuti oleh perkembangan sentimen eksternal dan berpotensi diperdagangkan pada level 5.860-6.025.

"Fokus akan tertuju kepada perkembangan diskusi perdagangan US dan China untuk mendapatkan kesepakatan baru terutama menjelang mid term election di Amerika Serikat yang akan dilaksanakan pada Selasa, 6 November 2018," ujar Iwan kepada Alinea.id.

Sponsored

Selain itu, hasil dari mid term election juga dapat mempengaruhi sentimen pasar apabila terjadi kejutan di luar eksptektasi.

Sementara, pasar domestik akan tertuju pada data rilis pertumbuhan ekonomi (GDP) kuartal III-2018 pada perdagangan awal pekan ini dan juga data cadangan devisa 7 November 2018.

Berkaca pada kondisi tersebut, Iwan menyebut pilihan saham mulai dapat menambahkan saham-saham bluechip yang menjadi pilihan investor asing. Seperti perbankan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI).

Selain itu saham telekomunikasi seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) dengan tetap memiliki saham defensif yang memiliki valuasi atraktif maupun yang berbasis ekspor dan berpenghasilan dollar AS seperti PT United Tractors Tbk. (UNTR), PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID), PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG).

Menutup perdagangan pekan lalu, IHSG berhasil ditutup menguat 70 poin atau 1,21% menuju level 5.906 dengan ditopang oleh total pembelian bersih asing (net buy) tercatat sebesar Rp 1,16 triliun.

Penguatan dipimpin oleh saham bluechip terutama saham rokok (HMSP, GGRM) yang mendapatkan angin segar setelah pemerintah memutuskan untuk menunda kenaikan cukai rokok. 

Sepanjang perdagangan pekan lalu, IHSG ditutup menguat 2,1% dibandingkan dengan penutupan pekan lalu didorong oleh aksi beli asing yang cukup tinggi dengan total pembelian bersih asing (net buy) mencapai Rp4,6 triliun.

Menurut Iwan, penguatan ditopang oleh faktor eksternal dan domestik dimana dari sisi eksternal pelemahan dollar AS dan potensi tercapainya kesepakatan baru antara US dan China terkait dengan tarif memberikan sentimen positif bagi pasar secara keseluruhan termasuk Indonesia. 

Dari dalam negeri, hasil positif dari laporan keuangan emiten kuartal III-2018 menjadi faktor utama pendorong pergerakan pasar. Sektor-sektor utama seperti auto, pertambangan, infrastruktur dan bank mencatatkan hasil rilis yang lebih baik dibandingkan dengan ekspektasi pasar.

 

Berita Lainnya
×
tekid