sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Prediksi pasar: IHSG menguat, rupiah keok

IHSG akan berada di rentang 5.740 sampai 5.988 pada hari ini (13/11).

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Selasa, 13 Nov 2018 08:10 WIB
Prediksi pasar: IHSG menguat, rupiah keok

Hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi berusaha untuk kembali menguat. Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya memprediksi IHSG berada pada kisaran 5.740 - 5.988. 

Dalam risetnya, William menyebut pergerakan IHSG ditopang dengan fundamental perekonomian dalam negeri. Plus, stabilnya nilai tukar mata uang rupiah. Nah, hari ini dalam rentang jangka pendek IHSG berpotensi menguat

Potensi penguatan terjadi karena pasar saat ini dinilai minim sentimen jadi memungkinkan untuk menguat. Hal ini diungkapkan Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus, meskipun kata Nico IHSG juga berpeluang terkoreksi dengan support dan resistance di level 5.741-5.848. 

Pelaku pasar dan investor disebut Nico akan menanti sektor baru yang dibuka atau dikeluarkan dari Daftar Negatif Investasi. Adapun upaya pembukaan sektor baru ini akan memberikan kesempatan yang lebih baik untuk menjadi tempat investasi agar dapat meningkatkan arus modal dan tentunya memperbaiki kinerja neraca pembayaran Indonesia. 

Kemarin (12/11) IHSG ditutup terkoreksi 97,10 poin (-1,65%) menjadi 5.777. Sektor yang mengelamai penurunan terbesar di pimpin oleh sektor aneka industri (-3,16%) dan barang konsumsi (-2,50%). Sementara investor asing mencatatkan penjualan bersih disemua perdagangan sebesar Rp17,66 miliar.

Berikut rekomendasi saham-saham hari ini:
1. PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP)
2. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM)
3. PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON)
4. PT Indofood Suksek Makmur Tbk. (INDF)
5. PT Summarecon Agubg Tbk. (SMRA)

Rupiah melemah

Sementara itu, nilai tukar Rupiah diprediksi analis pada titik lemah. Nico mengatakan inkonsistensi rupiah juga masih menjadi sorotan setelah enam hari mengalami penguatan. 

Sponsored

Hal ini, kata Nico tentu bukan sesuatu yang baik karena konsentrasi dari para pelaku pasar dan investor adalah tingkat rupiah yang stabil, bukan volatile dalam situasi dan kondisi saat ini.

"Kami masih melihat rupiah berpeluang melemah hari ini," ujar Nico.

Sementara itu Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada memperkirakan rupiah berada kisaran Rp14.840-Rp14.785. Reza menyebut mata uang garuda kemungkinan bakal melemah karena meningkatnya permintaan dollar AS.

"Sehingga menghalangi potensi rupiah untuk berbalik naik. Sehingga, rupiah diperkirakan bakal melemah," ungkap Reza dalam riset hariannya, Selasa (13/11).

Awal pekan, Senin (12/11) US$ 1 dibuka pada level Rp14.700 atau melemah 0,13% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Kemudian, pelemahan terus berlanjut dan ditutup pada level Rp14.810/US$ atau melemah 0,89%

Imbas dari pernyataan The Fed yang merilis kemungkinan menaikan suku bunganya membuat pergerakan dari dollar AS kembali meningkat. Hal ini juga diikuti dengan meningkatnya aksi beli pada surat utang pemerintah AS. 

Di sisi lain, peningkatan permintaan akan dollar AS pun turut didorong oleh aksi lepas EUR dan GBP oleh pelaku pasar seiring belum adanya kepastian terhadap kesepakatan Brexit. Plus, adanya reaksi negatif pelaku pasar terhadap rilis pertumbuhan Tiongkok sebelumnya yang menunjukan perlambatan. 

"Bahkan masih adanya sentimen positif dari dalam negeri juga tidak banyak berimbas pada rupiah," pungkas Reza.

Berita Lainnya
×
tekid