sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Prognosa ekspor produk perikanan 2021 mencapai US$5,45 miliar

Pada periode Januari-Oktober 2021, nilai ekspor Indonesia mencapai US$4,56 miliar atau naik sekitar 6,6%.

Asyifa Putri
Asyifa Putri Rabu, 08 Des 2021 14:36 WIB
Prognosa ekspor produk perikanan 2021 mencapai US$5,45 miliar

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) melaporkan, kinerja ekspor hasil perikanan selama masa pandemi cukup baik. Di mana nilai ekspor pada 2020 meningkat dibandingkan 2019. Selain itu, posisi Indonesia di tingkat dunia juga meningkat dari urutan 10 pada 2019, menjadi urutan delapan pada 2020. 

"Artinya ketika pasar global turun, kinerja ekspor Indonesia naik. Pada 2020, ekspor Indonesia mencapai di atas US$5 miliar. Sedangkan, pada periode Januari-Oktober 2021, nilai ekspor Indonesia mencapai US$4,56 miliar atau naik sekitar 6,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dengan demikian, prognosa ekspor produk perikanan 2021 mencapai US$5,45 miliar atau meningkat 4,81% dibandingkan tahun lalu," jelas Dirjen PDSPKP Artati Widiarti dalam konferensi pers Catatan Akhir Tahun 2021 dan Proyeksi 2022 Kinerja Sub Sektor PDSPKP, Rabu (8/12).

Sedangkan, untuk nilai impor Indonesia mencapai US$408 juta. Hal tersebut mengakibatkan neraca perdagangan mengalami surplus US$4,15 miliar atau meningkat 5,8% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. 

Artati menyebut, Amerika Serikat masih menjadi negara tujuan ekspor utama terbesar, yaitu mencapai US$2,05 miliar atau 45% dari keseluruhan ekspor. Kemudian, disusul China (US$682 juta, kontribusi 15%), Jepang (US$503 juta, dengan kontribusi 11%), ASEAN (US$423 juta, dengan kontribusi 9%), dan Uni Eropa (US$259 juta dolar; kontribusi 6%). 

Sementara itu, untuk komoditas utama yang di ekspor masih bertumpu pada udang (40%), tuna/cakalang/tongkol (13%), rajungan/kepiting (11%), cumi/ sotong/ gurita (10%), dan rumput laut (6%).

Untuk kredit usaha rakyat (KUR) di sektor kelautan dan perikanan, tercatat melesat mencapai 69,3%. Di mana, pada 2020 mencapai Rp5,26 triliun dan disebarkan pada 173.355 debitur.

"Jika kita lihat tren dari 2016, KUR selalu meningkat. Ini menjadi salah satu kinerja yang sangat baik. Jika kita bertanya kepada para pelaku usaha, kesulitan utama yang mereka hadapi yaitu terkait dengan permodalan. Jadi, dukungan KUR dari perbankan sangat menolong untuk membangkitkan usaha. Di mana, antara lain berkontribusi terhadap naiknya kinerja sektor kelautan dan perikanan," lanjutnya.

Secara rinci, pertumbuhan berdasarkan bidang usaha pada 2020-2021 (Jan-September), di antaranya budi daya meningkat 64,4%, pengolahan dan pemasaran meningkat 94,03%, penangkapan meningkat 50,5%, dan jasa perikanan meningkat 57,4%. Dengan demikian, prognosa KUR pada 2021 mencapai Rp8 triliun.

Sponsored

"Untuk distribusi wilayah terbesarnya yaitu berada di Jawa Tengah, disusul oleh Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Sumatera Utara," beber Artati.

Saat ini, jumlah debitur juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 174.254. Di mana, terbesar untuk usaha pengolahan dan pemasaran, budidaya, dan penangkapan. 

Artati juga mengatakan bahwa investasi juga menunjukkan kenaikan dalam lima tahun terakhir. Di mana, prognosa investasi kelautan dan perikanan 2021 mencapai Rp5,61 triliun.

Sejak 2020 hingga 2021 terjadi perlambatan investasi di PMA yang diakibatkan oleh pandemi. Seiring dengan penanganan pandemi yang baik serta terobosan KKP dalam mendorong investasi baru di usaha penangkapan terukur dan budidaya untuk ekspor, maka pemerintah optimis akan terjadi percepatan realisasi investasi. 

Sebelumnya, KKP telah memperkenalkan sejumlah situs untuk mempromosikan produk-produk perikanan Indonesia yaitu Indonesia Seafood (indonesiaseafood.id) dan Indonesian Shrimp (indonesianshrimp.org/beta).

Berita Lainnya
×
tekid