sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Properti membaik, penjualan Intiland naik 115%

Meski mulai membaik, namun pelaku pasar memprediksi industri properti tahun ini belum sepenuhnya kondusif.

Satriani Ariwulan
Satriani Ariwulan Selasa, 31 Okt 2017 18:24 WIB
Properti membaik, penjualan Intiland naik 115%

Pasar properti kembali menggeliat. Perusahaan properti PT Intiland Development Tbk mencatat pendapatan penjualan atau marketing sales mencapai Rp 3 triliun dalam sembilan bulan pertama tahun ini. 

Angka itu naik 115% dibandingkan periode yang sama tahun 2016. Pencapaian tersebut setara 131% dari target perseroan yang ditetapkan pada awal tahun sebesar Rp 2,3 triliun.  

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono mengatakan membaiknya hasil penjualan di kuartal III tersebut merupakan indikasi mulai membaiknya pasar properti. 

“Kami terus meninjau pergerakan pasar properti. Fokus kami saat ini adalah pada pemasaran proyek-proyek yang sudah berjalan,” kata Archied, Jakarta.  

Namun, kondisi pasar properti secara umum pada tahun ini diperkirakan belum sepenuhnya kondusif. Tingkat kepercayaan pasar belum pulih dan konsumen masih mengambil sikap menunggu atau wait and see.  

"Kami optimistis kepercayaan pasar kepada sektor properti akan kembali pulih. Stabilitas kondisi makro ekonomi, tren penurunan suku bunga, dan penetapan peraturan kepemilikan properti bagi warga negara asing diharapkan menjadi katalis bagi pasar untuk kembali berinvestasi di sektor properti," tutur dia.

Pada kuartal III tahun ini, perusahaan yang mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan ticker DILD itu mencatat pendapatan usaha sebesar Rp1,7 triliun, atau naik 4,1% dibandingkan perolehan periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp1,66 triliun.  

Pendapatan usaha didorong oleh peningkatan pengakuan penjualan segmen industri dengan kontribusi sebesar 31,9% dari total seluruh pendapatan usaha perseroan. Penjualan lahan industri memberikan kontribusi cukup besar terhadap pendapatan usaha. Peningkatan ini terutama berasal dari pengakuan penjualan lahan industri Ngoro Industrial Park ke perusahaan otomotif pada triwulan II tahun ini.

Sponsored

Selain itu, pengembangan kawasan multifungsi (mixed-use) dan bangunan tinggi (high rise) juga turut menyokong pendapatan usaha dengan kontribusi sebesar 28,4%. Kontribusi terbesar pada segmen ini berasal dari proyek apartemen 1Park Avenue di Jakarta Selatan.  

Meski pendapatan usaha naik, namun laba bersih turun 18% menjadi Rp168 miliar dibandingkan perolehan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 205 miliar. 

"Penurunan laba bersih terutama disebabkan meningkatnya beban bunga pinjaman untuk modal kerja penyelesaian konstruksi proyek-proyek,” jelas Archied.  

Berita Lainnya
×
tekid