sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Inilah proyeksi pertumbuhan ekonomi 2022 versi Bank Indonesia

Perkiraan tersebut didorong oleh berlanjutnya perbaikan ekonomi global yang terus berdampak pada kuatnya kinerja ekspor.

 Ratih Widihastuti Ayu Hanifah
Ratih Widihastuti Ayu Hanifah Rabu, 26 Jan 2022 13:58 WIB
Inilah proyeksi pertumbuhan ekonomi 2022 versi Bank Indonesia

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi, pertumbuhan ekonomi akan lebih baik dibandingkan 2021 yang hanya mencapai 3,2%-4,0%, menjadi 4,7%-5,5%.

"Insya Allah pertumbuhan ekonomi pada 2022 akan lebih baik, yakni berada dikisaran 4,7% hingga 5,5%," ujarnya secara daring, Rabu (26/1).

Perkiraan tersebut didorong oleh berlanjutnya perbaikan ekonomi global yang terus berdampak pada kuatnya kinerja ekspor, serta meningkatnya permintaan domestik akibat peningkatan konsumsi dan investasi. Kemudian juga karena meningkatnya tingkat vaksinasi terhadap Covid-19 dan aktivitas sosial dan ekonomi  di berbagai sektor publik mulai normal setelah diperkenalkannya co-imunity dan herd immunity.

Selain itu, berlanjutnya berbagai program stimulus dan pembiayaan fiskal dan moneter dapat meningkatkan ketahanan ekonomi negara terhadap dampak pandemi Covid-19. Dengan adanya vaksinasi di berbagai wilayah Indonesia, akan membantu tren pemulihan ekonomi nasional.

“Sinergi, inovasi, dan reformasi kebijakan yang ketat, tidak hanya di sektor keuangan, tetapi juga di sektor riil, menjadi modal untuk terus tumbuh dan optimis terhadap pemulihan ekonomi Indonesia  pada 2022,” kata Perry.

Adapun langkah ini sebagai prediksi untuk mendukung pemulihan ekonomi dengan mendorong kebijakan perekonomian antara lain membangun ekonomi inskulisi serta keuangan syariah.

"Dukungan kami sangat besar dengan kantor perwakilan di berbagai daerah dalam membantu kegiatan masyarakat terutama dalam sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Itulah cara kami sebagai langkah mendukung pemerintah dengan memberikan pelayanan tentang QRIS pembayaran digital," Lanjut Perry,

Perry menambahkan ada lima instrumen yang akan dilakukan Bank Indonesia untuk kebijakan moneter yang diarahkan untuk stabilitas menjaga inflasi, pendalaman pasar keuangan, kebijakan internasional, bersinergi mendorong pemulihan ekonomi, dan menjaga nilai-nilai pasar keuangan dengan begitu dapat bertransformasi mendukung berbagai organisasi manusia dan digitalisasi.

Sponsored

 "Kami akan terus mendukung upaya pemerintah, salah satunya dengan melaporkan agenda keuangan pada hari ini, bahkan kami juga mempunyai prinsip transparansi dan akuntabilitas sebagai wujud dari instrumen kebijakan sebagai langkah kedepan. InsyaAllah akan lebih baik lagi," tutup Perry.

Sebelumnya IMF memprediksikan perekonomian Indonesia akan tumbuh sebesar 5.6% di 2022 dan menguat ke 6,0% pada 2023. 

Namun, IMF menyarankan agar pemerintah untuk tetap waspada atas peningkatan sejumlah risiko eksternal. Di antaranya gelombang baru penyebaran Covid-19, meningkatnya tekanan inflasi global, pengetatan pasar keuangan global sehubungan dengan normalisasi kebijakan moneter di beberapa negara maju, terutama di Amerika Serikat, yang berpotensi menghambat laju pemulihan ekonomi global, yang pada gilirannya berdampak pada ekonomi domestik.

Berita Lainnya
×
tekid