PTPP telah raih kontrak Rp5,2 triliun

PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk meraih kontrak baru Rp5,2 triliun dalam dua bulan atau 10,6% dari total target tahun ini sebesar Rp49 triliun.

Direktur Utama PTPP Tumiyana, mengatakan total perolehan kontrak baru perseroan mencapai Rp2,86 triliun pada Februari 2018, penambahan kontrak baru terdiri dari PTPP induk Rp2,65 triliun dan entitas-entitas anak sebesar Rp215 miliar.

"Dengan perolehan tersebut, total kontrak baru sampai dengan bulan Februari 2018 tembus pada angka Rp5,2 triliun," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (9/3).

Perolehan kontrak baru emiten badan usaha milik negara (BUMN) tersebut tercatat meningkat 20% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Perolehan kontrak baru emiten berkode saham PTPP tersebut antara lain dari proyek-proyek besar, seperti perluasan Apron Ngurah Rai sebesar Rp1,36 triliun, proyek Runway Soekarno-Hatta Section I sebesar Rp726 miliar, dan proyek Vasanta Park Cikarang sebesar Rp466 miliar.

Sementara itu, entitas anak yang berhasil meraih kontrak baru adalah PT PP Properti Tbk (PPRO) sebesar Rp150 miliar dan PT PP Presisi Tbk (PPRE) sebesar Rp65 miliar pada Februari 2018.

Berdasarkan kepemilikan proyek, sampai dengan Februari 2018, segmen BUMN mendominasi portofolio kontrak baru PTPP dengan kontribusi 71%, disusul segmen swasta 27%, dan segmen pemerintah 2%.

Dengan demikian, total kontrak yang dihadapi atau order book yang dicapai PTPP per Februari 2018 mencapai Rp63,3 triliun. Terdiri dari kontrak baru sebesar Rp5,2 triliun dan carry over dari tahun lalu Rp58,1 triliun.

Sepanjang tahun lalu, PTPP meraih kontrak baru senilai Rp41 triliun. Terdiri dari kontrak reguler Rp38,7 triliun dan kontrak joint operation sebesar Rp2,3 triliun.

Adapun, untuk tahun ini, perusahaan pelat merah ini menargetkan perolehan kontrak baru senilai Rp49 triliun. Target kontrak baru tersebut 20% lebih tinggi dari capaian pada periode 2017.

"Dengan target kontrak baru ini, PTPP akan memiliki total order book lebih dari Rp100 triliun yang akan menjadi basis kuat bagi pertumbuhan pendapatan dan laba bersih, tidak hanya untuk 2018, tetapi juga untuk tahun-tahun berikutnya," kata dia.