sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Indonesia butuh kapasitas bandwidth sebesar 55 Tbps pada 2025

Kapasitas bandwidth internasional Indonesia saat ini cukup besar secara nasional, tetapi tidak cukup besar per kapita.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Jumat, 04 Feb 2022 18:42 WIB
 Indonesia butuh kapasitas bandwidth sebesar 55 Tbps pada 2025

 

Menteri Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Johnny G Plate menyebut, pemerintah terus berupaya melakukan akselerasi transformasi digital di Indonesia. Selain melakukan percepatan dan pemerataan pembangunan infrastruktur digital, Kemenkominfo juga mendorong mitra kerja untuk melakukan konsolidasi agar ekosistem industri telekomunikasi lebih baik.

Untuk itu, Menkominfo Johnny G. Plate menyatakan, tata kelola Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) di Indonesia harus berjalan lebih baik dan lebih teratur untuk mendukung agenda transformasi digital nasional.

"Transformasi digital ini untuk kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia, juga untuk kepentingan perusahaan nasional kita. Inilah prasyarat utama, dan sekarang waktunya konsolidasi, khususnya di industri telekomunikasi," kata Johnny dalam keterangannya, usai rapat SKKL bersama operator seluler di Hotel Kempinsky Jakarta Pusat, Jumat (4/2).

Koordinasi dan konsolidasi seluruh penyelenggara layanan telekomunikasi fiber optik khususnya SKKL diperlukan, agar bisa mempercepat transformasi digital yang sedang berlangsung.

"Mari kolaborasi dan berjuang bersama-sama. Sekarang waktunya konsolidasi, khususnya di industri telekomunikasi. Karena kita sedang masuk ke tahap baru yakni transformasi bahkan akselerasi transformasi digital," ujar dia.

Salah satu tantangan dalam pengelolaan SKKL, kata Johnny ialah berkaitan dengan ketidakberimbangan antara bandwith domestik dan internasional per kapita. Menurutnya, dibandingkan 2019, kapasitas bandwidth perkapita hanya berkisar 0,063 dengan ranking cukup rendah di ASEAN. Hal itu terjadi karena luas wilayah negara dan jumlah penduduk Indonesia yang besar.

"Pemerintah memproyeksikan pada 2025 kebutuhan kapasitas bandwidth sebesar 55 Tbps. Pada 2020 kapasitas kita baru 18,1 Tbps, berarti kita butuh besar sekali kapasitasnya, 3 kali lipat kapasitas yang ada di 2020 dalam empat atau tiga tahun kedepan. Karena kebutuhannya begitu besar, maka tata kelolanya juga harus besar, harus baik," beber Sekretaris Jenderal Partai Nasdem ini.

Sponsored

Johnny menegaskan, saat ini pemerintah berupaya untuk memperjuangkan kepentingan negara dan masyarakat. Kendati demikian, pemerintah juga tetap memperhatikan perkembangan industri.

"Pemerintah ingin memastikan kepentingan negara tidak mungkin dicapai tanpa kepentingan lainnya terpenuhi atau yang sering disebut dengan mutual benefit. Kita pangsa besar, bangsa besar, potensi besar yang harus kita terjemahkan dengan baik," tegasnya.

Menurut Johnny, tahap baru akselerasi transformasi digital harus menjadi agenda besar di Indonesia. Oleh karena itu, Menkominfo ingin memastikan transformasi digital dapat menjawab kepentingan nasional, dimana tata kelola SKKL domestik juga berjalan dengan baik.

"Untuk itulah hari ini saya ingin kita untuk bersama-sama duduk bicara terkait dengan tata kelola SKKL. Saya mendapat data dan informasi bahwa kapasitas bandwidth internasional Indonesia saat ini cukup besar secara nasional, tetapi tidak cukup besar per kapita, tidak cukup besar. Masih kecil sekali perkapita di tahun ini,” pungkasnya.

Berita Lainnya
×
tekid