Roadmap ekonomi syariah rampung 2019
Roadmap ini akan menjadi acuan bagi Indonesia untuk memajukan bukan hanya keuangan syariah, tapi juga ekonomi syariah di Indonesia.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) bersama Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) segera menyusun peta jalan (roadmap) penerapan ekonomi syariah di Indonesia.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan roadmap itu ditargetkan rilis paling cepat akhir tahun ini atau awal 2019.
“Roadmap ini akan menjadi acuan bagi Indonesia untuk memajukan bukan hanya keuangan syariah, tapi juga ekonomi syariah di Indonesia,” kata Bambang dalam High Level Discussion Ekonomi Syariah di Jakarta, Rabu (25/7).
Produk ekonomi syariah bisa mendorong neraca perdagangan Indonesia. Berdasarkan data dari Halal Industry Development Corporation (2016) diperkirakan besaran pasar produk dan jasa halal mencapai US$ 2,3 triliun. Produk dan jasa halal ini mencakup beberapa sektor diantaranya yaitu, makanan, bahan dan zat additif, kosmetik, makanan hewan, obat-obatan dan vaksin, keuangan syariah, farmasi, dan logistik.
Potensi produk halal terbesar meliputi sektor industri makanan, minuman dan turunannya, sektor industri farmasi, dan sektor industri kosmetika. Potensi akan produk dan jasa halal ini merupakan bagian dari penyusun ekonomi halal.
“Ekonomi halal merupakan sebuah arus perekonomian baru yang berpotensi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi global,” kata Bambang.
Jika melihat dari data Comtrade 2017, peran ekspor produk halal Indonesia mencapai 21% dari total ekspor secara keseluruhan. Walaupun besaran peran tersebut masih relatif kecil, namun perkembangan ekspor produk halal Indonesia mengalami peningkatan sebesar 19% dari 2016.
“Di masa mendatang, peran ekspor produk halal ini harus dapat ditingkatkan. Dalam hal ini kita harus dapat meningkatkan ekspor produk kita dengan memaksimalkan pemanfaatan permintaan dari negara tujuan ekspor produk halal, serta potensi ekspor ke negara anggota OKI seperti Mesir, dan UAE,” katanya.
Terkait dengan arus perekonomian baru ini, Indonesia berpeluang menjadi pasar produk halal terbesar di dunia sekaligus menjadi produsen produk halal. Hal ini dikarenakan Indonesia berada diposisi strategis bagi halal superhighway link dalam Global halal supply chain.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi pusat pengembangan ekonomi syariah di dunia. Potensi ekonomi syariah, atau sering pula disebut ekonomi halal, dapat dilihat dari semakin meningkatnya pertumbuhan populasi muslim dunia yang diperkirakan akan mencapai 27,5% dari total populasi dunia pada 2030 dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara muslim, serta munculnya pasar halal potensial seperti Tiongkok dan India.
“Jadi kita tidak cukup hanya mendorong industry halal saja, tapi harus ada sinergi antara produksi barang – jasa, logistic, bahkan jaringan digital. Kita memang tidak dapat melakukan loncatan besar tapi setidaknya ada upaya memulai bersama,” katanya.