Rupiah bergairah hadapi pelemahan dollar AS
Rupiah diyakini melanjutkan penguatan seiring pelemahan dollar AS.
Rupiah berpotensi kembali menguat setelah bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan Rabu (22/11) kemarin. Pelemahan yang terjadi pada dollar AS, akan membuat rupiah kembali bergairah untuk melanjutkan penguatan.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada, memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS hari ini, berada pada kisaran Rp14.585-Rp14.565.
"Peluang kenaikan rupiah pun kembali terbuka. Apalagi dengan kembali melemahnya dollar AS, maka diharapkan rupiah masih dapat mengambil kesempatan tersebut," ungkap Reza dalam riset hariannya, Jumat (23/11).
Reza pun mengharapkan sentimen dari dalam negeri bisa kembali positif, untuk menahan pelemahan rupiah. Salah satunya ialah optimisme pemerintah terkait pengelolaan anggaran, yang akan dijaga dan berakhir dengan kinerja yang cukup baik.
"Selain itu, pelemahan dolar AS terjadi karena menjelang libur Thanksgiving, sehingga turut menopang penguatan rupiah," katanya.
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.543 per dolar AS pada perdagangan pasar spot pagi ini, Jumat (23/11). Posisi ini menguat 37 poin atau 0,25% dari kemarin sore, Kamis (22/11), di Rp14.580 per dollar AS.
Selain rupiah, mata uang lain yang mengalami penguatan di kawasan Asia adalah dolar Hong Kong, yang naik 0,04%. Sedangkan mayoritas mata uang Asia lainnya, bersandar di zona merah.
Peso Filipina melemah 0,14%, won Korea Selatan -0,11%, renminbi China -0,06%, baht Thailand -0,05%, yen Jepang -0,04%, ringgit Malaysia -0,02%, dan dolar Singapura -0,01%.
Sementara, mata uang utama negara maju bergerak variasi. Rubel Rusia melemah 0,12% dari dolar AS. Diikuti dolar Kanada dan dolar Australia, masing-masing -0,04% dan -0,03%.
Namun, poundsterling Inggris stagnan. Sedangkan franc Swiss dan euro Eropa masing-masing menguat 0,03% dan 0,06%.