sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Rupiah melemah usai pengumuman kabinet

Rupiah pada perdagangan hari ini (23/10) pukul 11.04 WIB dibuka melemah menjadi Rp14.057 per dolar AS.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Rabu, 23 Okt 2019 12:05 WIB
Rupiah melemah usai pengumuman kabinet

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi terkoreksi pasca pengumuman susunan Kabinet Indonesia Maju oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka hari ini (23/10). Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan, kendati melemah rupiah masih relatif stabil di bawah Rp14.100 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Pelemahan rupiah lebih karena faktor global. Dolar AS menguat terhadap beberapa mata uang utama Euro dan GBP," ujar Rully di Jakarta, Rabu (23/10).

Menurut Rully, pelaku pasar masih mengapresiasi nama-nama yang ditunjuk sebagai menteri dalam Kabinet Indonesia Maju, terutama menteri-menteri di bidang ekonomi.

"Untuk susunan tim ekonomi saya rasa cukup baik," kata Rully.

Rully memperkirakan hari ini rupiah akan terkoreksi terbawa sentimen negatif eksternal khususnya terkait perkembangan negosiasi internal Brexit di parlemen Inggris.

"Pada pukul 11.04 WIB, rupiah melemah 16 poin atau 0,11% menjadi Rp14.057 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya di level Rp14.041 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.051 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.058 per dolar AS.

IHSG ke zona merah

Sponsored

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah di level 6.224 pada pembukaan perdagangan hari ini.

Selain datang dari dalam negeri, pergerakan IHSG juga dibayangi oleh sentimen global. Dari Beijing, pemerintah China tengah mengembangkan rencana untuk menggantikan Kepala Eksekutif Hongkong, Carrie Lam, pada Maret 2020 nanti. 

"Pengganti Carrie Lam tersebut akan menggantikan posisinya tersebut dan harus tetap menjalankan tugasnya hingga 2022, namun tidak harus melanjutkan setelah 2022," tutur Nico. 

Sementara itu, analis Valbury Sekuritas Suryo Narpati, mengatakan salah satu yang menjadi fokus pasar dalam pembentukan Kabinet kerja II, Presiden Jokowi adalah pemanggilan Sri Mulyani. Sri Mulyani akan tetap menjabat sebagai Menteri Keuangan pada periode Joko Widodo-Ma’ruf Amin. 

"Terpilihnya kembali Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan mendapat respon positif dari dunia usaha. Karena kinerja Sri Mulyani dianggap realistis, rasional dan responstif terhadap dinamika global," kata Suryo. 

Suryo melanjutkan, pelaku pasar bisa lebih optimistis terhadap stabilitas ekonomi makro di lima tahun mendatang karena track record Sri Mulyani yang terbilang bagus. Bila kebijakan makro ekonomi tidak rasional dan responsif terhadap gejolak, Indonesia bisa mudah tergelincir dalam krisis terutama ketika flukutasi nilai tukar. 

"Insentif perpajakan yang diberikan Sri Mulyani sudah cukup baik dalam beberapa tahun terakhir," ujar Suryo.

Di sisi lain, lanjut Suryo, pasar tengah menanti keputusan Bank Indonesia (BI) perihal kebijakan suku bunganya pada Kamis (24/10). Dalam jejak pendapat Reuters, mayoritas pelaku pasar mengharapkan BI memangkas suku bunga untuk bulan keempat berturut-turut. 

Sementara itu, kata Suryo, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memproyeksikan masih ada ruang bagi BI untuk kembali melonggarkan kebijakan suku bunga acuan BI 7-Day Reserve Repo Rate (BI-7DRR) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 23-24 Oktober. LPS mencermati, ruang penurunan suku bunga BI7DRR cukup terbuka karena inflasi terjaga dan sekaligus antisipasi perlambatan ekonomi.

Saham-saham yang dapat diperhatikan pada perdagangan hari ini antara lain SSIA, UNTR, TLKM, PTPP, ISAT, INDF, dan ANTM. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid