sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Rupiah menguat, BI sebut salah satunya dampak dari kebijakan pemerintah

Menguatnya rupiah  dipicu oleh faktor internal dan eksternal

Cantika Adinda Putri Noveria
Cantika Adinda Putri Noveria Selasa, 06 Nov 2018 15:14 WIB
Rupiah menguat, BI sebut salah satunya dampak dari kebijakan pemerintah

Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), posisi rupiah pada Selasa (6/11) bergerak di level Rp14.891, menguat 81 poin jika dibandingkan dengan level rupiah pada Senin (5/11) yang berada di level Rp14.972. 

Penguatan rupiah pada hari ini, disebabkan mulai meredanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Juga didorong kebijakan pemerintah, terutama dengan menekan dan mengelola defisit transaksi berjalan. Hal itu sudah mulai terlihat hasilnya. Meskipun sebenarnya dampak dari kebijakan pemerintah tersebut belum terserap secara maksimal, karena beberapa kebijakan yang lain juga masih terus berlangsung. 

"Memang belum bisa dilihat secara maksimal. Bagaimana pun juga, ada impor untuk capex. Itu yang terus berjalan," jelas Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyebut,  saat ditemui di Hotel Pullman Jakarta, Selasa (6/11). 

Sementara dari sisi impor non strategis, misalnya, konsumsi sudah relatif lebih rendah. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, impor pada kuartal III-2018 tumbuh dikisaran 14,06%, sementara pada triwulan II-2018 sebesar 15,17%. Angka pertumbuhan impor riil sendiri di kuartal III-2018 lebih rendah dibandingkan kuartal II-2018. "Jadi mungkin lebih banyak kita lihat di kuartal IV-2018," papar Dody. 

Menguatnya rupiah juga dipicu oleh faktor eksternal, dimana mulai meredanya perang dagang antara Amerika Serikat dan China. 

Pertemuan Presiden AS Donald Trump bersama Perdana Menteri China Xi Jinping, paling tidak, merupakan solusi positif, yang pada akhirnya berdampak kepada negara emerging lainnya. 

"Pertemuan AS-China salah satu yang ditunggu pasar. Dampaknya juga positif kepada emerging currency, rupiah pun mengalami penguatan," jelas Dody. 

Sponsored

Terpenting BI akan terus menjaga rupiah tetap berada pada fundamental. Stabilisasi rupiah juga akan terus dilakukan dengan 'mengotak-atik' baik itu suku bunga, intervensi, dan niai tukar itu sendiri secara gradual. 

Pada kesempatan yang sama, Ekonom senior Indef, Didik Rachbini mengkritik pemerintah dalam menghadapi pelemahan rupiah yang terjadi saat ini. 

"Kementerian Keuangan selalu sebut pelemahan rupiah karena eksternal terus. Itu namanya escape from problem," ujarnya. 

Oleh karena itu, sudah saatnya pemerintah mengubah arah kebijakn, dari yang disebutnya sebagai kebijakan menghibur menjadi kebijakan problem solving

"Terutama terkait kebijakan fiskal yang nyata untuk meredam current account defisit. Jadi inilah problem kita," tegas dia. 
 

Berita Lainnya
×
tekid