sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Rupiah terus loyo, utang PLN bisa bengkak hingga Rp9 triliun

Utang PLN sebagian besar atau sekitar 70% berbentuk valuta asing atau valas. 

Annisa Saumi
Annisa Saumi Kamis, 16 Apr 2020 20:27 WIB
Rupiah terus loyo, utang PLN bisa bengkak hingga Rp9 triliun

Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini mengatakan pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dapat membuat utang PLN membengkak. Dalam simulasinya, Zulkifli mengatakan, setiap rupiah turun Rp1.000 per dolar AS, utang PLN akan bertambah Rp9 triliun.

"Setiap kurs melemah Rp1.000, biaya beban PLN meningkat Rp9 triliun. Kalau melemah Rp2.000, biaya beban kami meningkat sampai Rp18 triliun," kata Zulkifli dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (16/4).

Membengkaknya biaya beban tersebut diakibatkan oleh utang PLN yang sebagian besar atau 70% berbentuk valuta asing (valas). 

Zulkifli mengatakan pihaknya harus meminjam dari bank luar karena batas maksimum pemberian kredit bank domestik terbatas, hanya Rp140 triliun. Sementara kebutuhan PLN melebihi batas kredit tersebut.

Sponsored

Sebagai informasi, pergerakan rupiah di pasar spot hari ini terdepresiasi 0,42% ke Rp15.640 per dolar AS. Sejak awal tahun hingga hari ini (year-to-date/ytd), rupiah telah melemah Rp1.747 dari Rp13.893 pada 2 Januari 2020.

Namun, Zulkifli mengatakan sejumlah langkah mitigasi telah diterapkan PLN untuk mengantisipasi membengkaknya utang perseroan. Salah satu antisipasi yang disebutkan adalah melalui lindung nilai atau hedging.

"Secara operasional kami terus mengupayakan mitigasi risiko melalui hedging. Memaksimalkan semaksimal mungkin yang ada di bank domestik," ujar Zulkifli.

Berita Lainnya
×
tekid