sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sandi Uno berencana berkantor di Bali

Upaya ini untuk mengetahui pasti yang terjadi di "Pulau Dewata" imbas pandemi Covid-19.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Minggu, 24 Jan 2021 14:15 WIB
Sandi Uno berencana berkantor di Bali

Pandemi Covid-19 berdampak langsung terhadap anjloknya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif nasional, khususnya di Bali. Lebih dari 80% masyarakat "Pulau Dewata" yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini pun terdampak.

Mereka kehilangan pendapatan lantaran tertutupnya akses hingga langkanya wisatawan yang berkunjung. Demikian disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno. 

Oleh karena itu, dirinya berencana berkantor di Bali untuk dapat merasakan dampak yang terjadi di sana agar kebijakan pemulihan pariwisata dapat efektif dan efisien.

"Berkantor di Bali paling tidak sebulan sekali, beberapa hari. Ini berkantor benar, ya, bukan berkunjung, tapi berkantor," ucapnya dalam keterangan tertulis, Minggu (24/1).

"Kalau saya berkantor di Bali itu paling tidak ada geliat yang dirasakan, dari segi perhatian, tambahan policy, kemampuan saya menyampaikan juga kepada presiden dan wakil presiden, dan lain sebagainya," sambung dia.

Inisiatif tersebut tengah dikaji secara komprehensif oleh Kemenparekraf. Berkantor di Bali, menurutnya, sangat perlu karena dirinya masih mengadopsi prinsip percaya apabila melihat, mendengar, dan merasakan langsung. 

"Ini kita sedang coba finalkan agar perhatian ini, seeing is believing. Kalau cuma ngomong-ngomong dari Jakarta enggak ada di Bali, pasti enggak akan punya credibility," ujarnya.

Berkantor di Bali, lanjutnya, juga dapat membuka ruang diskusi antara dirinya dengan pelaku usaha ataupun pemerhati sosial, seperti Niluh Putu Ary Pertami Djelantik atau Mbok Niluh. 

Sponsored

Selain itu, untuk menepis istilah asal bapak senang (ABS) lantaran fakta sebenarnya di lapangan berbanding terbalik dengan laporan yang diterima.

"Saya bisa diundang jalan-jalan sama Mbok Niluh, kalau saya di Jakarta pasti susah. Tapi kalau saya berkantor di Bali, Mbok Niluh tinggal datang ke kantor saya atau saya datang ke tempat Mbok Niluh, terus kita jalan-jalan, kita lihat," tuturnya.

Walau begitu, Sandi tidak ingin mengambil keputusan Sepihak. Dirinya berharap ada masukan dari seluruh pihak-pihak berkepentingan tentang gagasannya berkantor di Bali.

"Nah, ini inisiatif seperti ini (berkantor di daerah) sedang kita jalankan. Justru ada 10-15 menit waktu saya, tapi saya ingin mendengar, sih, masukan yang lain untuk menyemangati kita," tandasnya.

Berita Lainnya
×
tekid