sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Segmen kompor listrik lebih tepat pelanggan 1.300 VA ke atas

Kalangan menengah ke bawah bukan sasaran penggunaan kompor listrik.

Anisatul Umah
Anisatul Umah Rabu, 16 Feb 2022 10:55 WIB
Segmen kompor listrik lebih tepat pelanggan 1.300 VA ke atas

Pemerintah terus mendorong penggunaan kompor listrik demi menekan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG). Akan tetapi, penggunaan kompor listrik membutuhkan daya yang besar dan tidak tepat menyasar pelanggan 450 volt ampere (VA) dan 900 VA.

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengatakan, pelanggan PLN yang bisa disasar adalah golongan 1300 VA ke atas. Pasalnya, golongan 450 VA dan 900 VA masih disubsidi, sehingga kemampuan ekonomi mereka masih terbatas.

"Jikapun mereka mendapatkan promo tambah daya gratis dan kompor listrik gratis, apakah mereka mau dan mampu untuk membayar tagihannya jika sudah tidak disubsidi," ucapnya kepada Alinea.id, Rabu (16/2).

Belum lagi, kata Mamit, saat mereka harus berinvestasi untuk alat-alat masak yang berbeda dengan kompor LPG. Oleh karena itu, penggunaan kompor listrik perlu menyasar golongan yang lebih mampu.

"Golongan 1300 VA ke atas saya kira mereka sudah tidak disubsidi dan kemampuan keuangannya cukup mampu. Mereka jika diberikan kompor listrik gratis dan naik daya gratis akan lebih memungkinkan itu dilakukan," ujarnya.

Kenaikan harga LPG 12 Kg, menurut Mamit, bisa menjadi peluang bagi PLN untuk menyasar golongan tersebut. Mereka perlu diedukasi mengenai manfaat dan juga biaya yang lebih rendah jika menggunakan kompor induksi dibandingkan dengan kompor LPG.

"Hal ini juga akan membantu pemerintah mengurangi pengguna LPG 3 kg subsidi tidak tepat sasaran," katanya.

Lebih lanjut Mamit mengatakan, saat ini pengguna LPG 3 Kg hampir 60% adalah bukan golongan penerima subsidi. Artinya, pengguna listrik golongan diatas 1300 VA.

Sponsored

Sebelumnya diberitakan, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan seiring dengan meningkatkan konsumsi masyarakat, impor LPG dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan. Bahkan, pada 2024 diprediksi impor LPG bisa mencapai Rp 67,8 triliun.

Menurutnya, dengan beralih ke kompor listrik, maka ketergantungan pada impor LPG bakal berkurang secara bertahap, sehingga akan mendorong kemandirian energi. Masalah defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) akibat impor LPG secara perlahan juga dapat diselesaikan.

"Arahan Bapak Presiden sudah sangat jelas, yaitu untuk mengubah energi berbasis impor ke energi berbasis domestik. Salah satunya melalui konversi penggunaan kompor LPG ke kompor induksi," tuturnya.

Berita Lainnya
×
tekid