sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sinyal perbankan menurunkan bunga kredit

Langkah Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan menjadi pertimbangan perbankan menurunkan bunga kreditnya.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Jumat, 25 Okt 2019 18:34 WIB
Sinyal perbankan menurunkan bunga kredit

Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5%. Langkah penurunan suku bunga ini akan diikuti oleh beberapa bank pelat merah. 

Wakil Direktur BNI Herry Sidharta mengatakan BNI akan melakukan review suku bunga kredit dalam kurun waktu beberapa bulan ke depan sampai akhir tahun ini. 

"Penurunan suku bunga juga perlu melihat bagaimana kondisi likuiditas perbankan. Mengingat, ketatnya kondisi likuiditas akhir-akhir ini yang berimplikasi tingginya persaingan dalam memperoleh dana dipasar," kata Herry melalui pesan singkat ketika dihubungi Alinea.id, Jumat (25/10).

Herry melanjutkan, ke depannya perlu dilakukan kembali upaya efisiensi biaya (cost of fund) untuk mengimbangi penurunan suku bunga kredit. 

"Juga tentunya, memonitor secara ketat kondisi makro ekonomi serta persaingan industri perbankan," tutur Herry.

Herry pun berharap dengan keputusan BI menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps ke level 5%, dapat meminimalisir dampak ekonomi global yang masih mengalami perlambatan.

"Industri perbankan di Indonesia tentunya sangat concern terhadap kondisi ini. Peran BNI sebagai Agent of Development tentunya mendukung penurunan suku bunga agar mendorong pertumbuhan ekonomi," ujarnya. 

Peningkatan likuiditas

Sponsored

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sunarso mengatakan penurunan suku bunga acuan oleh BI akan memberikan dampak positif bagi pasar. 

Untuk sektor perbankan, lanjut Sunarso, penurunan suku bunga dapat bermanfaat bagi perbankan terutama untuk ekspansi penyaluran kredit ketika likuiditas perbankan masih cukup ketat. Sunarso melanjutkan, penurunan suku bunga acuan BI bisa diikuti dengan langkah relaksasi kebijakan yang lain agar lebih akomodatif.

Meski demikian, BRI belum berencana menurunkan suku bunga kredit dalam waktu dekat. "Kalau BI Rate turun saya pikir bagus untuk market, karena kami melihatnya sekarang ini pricing-nya turun, tetapi kami menghadapi kenyataan kalau Loan to Deposit Ratio (LDR) industri masih di atas 90%," kata Sunarso.

Lebih lanjut, Sunarso mengungkapkan penyaluran kredit BRI tumbuh 11,65% pada kuartal III-2019 atau lebih tinggi dari industri sebesar 8,59% berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Agustus 2019.

Hingga September 2019, BRI sudah menyalurkan kredit sebesar Rp903,14 triliun secara konsolidasian. Sunarso menjelaskan penyaluran kredit ini menjadi salah satu penyokong utama kinerja BRI, yakni penyaluran kredit yang tumbuh double digit dan diatas rata rata industri.

"Segmen mikro tumbuh 13,23% yoy dengan proporsinya mencapai sepertiga dari keseluruhan kredit BRI," kata Sunarso.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid