SMF cari pendanaan Rp9 triliun biayai perumahan
SMF membutuhkan pembiayaan atau penggalangan dana (fundraising) mencapai Rp9 triliun pada tahun ini, naik 40,6% dari tahun lalu.
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF membutuhkan pembiayaan atau penggalangan dana (fundraising) mencapai Rp9 triliun pada tahun ini. Angka ini naik 40,6% dari pembiayaan tahun lalu senilai Rp6,4 triliun.
Direkur Sekuritisasi dan Pembiayaan SMF Heliantopo mengatakan kenaikan fundraising ini disebakan adanya penyaluran pinjaman yang naik. Topo menjelaskan, dana itu akan digunakan untuk kebutuhan pembiayaan perumahan di Indonesia.
“Jadi kami juga butuh sumber dana untuk penerbitan utang. Nanti akan kami salurkan untuk kredit pemilikan rumah (KPR),” kata Topo di Jakarta, Senin (21/1).
Menurut Topo, dana tersebut akan dicari dalam bentuk obligasi maupun Medium Term Notes (MTN) yang akan diterbitkan secara bertahap. Topo menyebut waktu penerbitannya akan bergantung pada kondisi market dan permintaan kredit.
"Kita akan membagi dalam beberapa penerbitan, biasanya empat kali atau tiap triwulan,” kata Topo.
Sementara itu, Topo menargetkan obligasi pertama akan terbit dalam kuartal I-2019 ini. "Ini lagi proses, closing 12 Februari 2019. Saya belum bisa bilang berapa dananya (obligasi). Tapi animo masih tinggi kepada SMF," jelasnya.
Topo juga optimistis target Rp 9 triliun itu akan tercapai, seiring membaiknya perekonomian domestik dan kebutuhan rumah yang jumlahnya masih sangat tinggi.
"Untuk sekuritisasi, jika 2018 kita Rp2 triliun, tahun ini kita targetkan Rp2,2 triliun. Kemudian untuk refinancing, tahun lalu Rp9,6 triliun, tahun ini kita targetkan Rp10 triliun. Ada peningkatan sekitar 5%," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo menuturkan, meski saat ini seluruh sektor bersaing memperebutkan dana di pasar modal, dia optimistis obligasi atau MTN yang akan dirilis SMF tetap laku.
"Kami tetap yakin akan mendapat waktu yang pas dan tepat untuk menerbitkan obligasi atau MTN. Karena rating kita AAA dari Pefindo dan NPL kita nol," tuturnya.