sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sri Mulyani akui coronavirus ancam pertumbuhan ekonomi RI

Indonesia berpotensi mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi hingga 0,6% akibat coronavirus.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Rabu, 19 Feb 2020 21:05 WIB
Sri Mulyani akui coronavirus ancam pertumbuhan ekonomi RI

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan Indonesia berpotensi mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi hingga 0,6% akibat coronavirus. Angka tinggi dari prediksi sebelumnya yang hanya sebesar 0,1% hingga 0,3%. 

Pasalnya, kata Sri Mulyani, ekspor-impor indonesia terus tergerus sepanjang 2019. Perdagangan juga diprediksi akan terus mengalami penurunan di bulan-bulan mendatang.

"Secara umum, 2019 sebanyak empat kuartal berturut-turut impornya sudah kontraksi. Ada corona, mungkin akan ada tambahan kontraksi. Sebab penurunan ekonomi China 1% akan berpengaruh 0,3%-0,6% pertumbuhan ekonomi Indonesia," katanya di Kemenkeu, Jakarta, Rabu (19/2).

Dia menjelaskan konsumsi Tiongkok mengalami penurunan akibat dari coronavirus tersebut. Kemudian, permintaan barang dari Indonesia juga akan mengalami penurunan.

"Konsumsi dari China yang turun drastis dan mobilitasnya terbatas, membuat permintaan pada barang yang dihasilkan Indonesia turun, terlihat dari permintaan CPO (minyak sawit) dan batu bara. Ini harus dimonitor secara detail. Ada peluang baru dan ada tantangan jangka pendek," ujarnya.

Hal ini, terlihat dari angka pertumbuhan ekspor Indonesia pada Januari 2019 yang telah mengalami penurunan 3,75% secara tahunan (yoy) menjadi US$14,28 miliar, lebih rendah dari Desember 2019 yang sebesar US$14,47 miliar.

Sementara impor, mengalami penurunan 4,78% (yoy) menjadi US$14,28 miliar, lebih lambat dibandingkan Desember 2019 yang mencapai US$14,50 miliar.

Selain itu, penurunan wisatawan asing dari Tiongkok juga dinilai akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sri menyatakan share wisatawan Tiongkok terhadap sektor pariwisata Indonesia mencapai 13%.

Sponsored

"Indonesia harus waspada karena berpengaruh pada sisi turis, sharenya 13%. Kedua terbesar setelah Malaysia," ucapnya.

Lebih jauh, Sri menuturkan dengan diisolasinya China dari penerbangan global membuat gerak wisatawan dari sana terhenti. Padahal, Tiongkok berkontribusi kepada wisatawan global sebesar 173 juta orang.

"Jadi kalau sekarang mereka grounded, maka dunia kehilangan 173 juta wisatawan, itu pasti berpengaruh signifikan," jelasnya.

Sebelumnya, sejumlah lembaga memprediksi pertumbuhan ekonomi China akan mengalami penurunan di tahun 2020 hanya menjadi 5% akibat coronavirus. 

Penurunan ini akan berdampak luas terhadap produk domestik bruto (PDB) global, karena sumbangan Tiongkok mencapai 17%-nya atau sebesar US$13 triliun. 
 

Berita Lainnya
×
tekid