sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sri Mulyani: Dunia rugi US$12 T hingga 2025 tanpa kesetaraan gender

Apabila kesetaraan gender terus ditingkatkan, maka Asia Pasifik dapat menambah pendapatan hingga sekitar US$4,5 triliun.

Soraya Novika
Soraya Novika Jumat, 22 Mar 2019 18:56 WIB
Sri Mulyani: Dunia rugi US$12 T hingga 2025 tanpa kesetaraan gender

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, dari data McKinsey, kerugian dunia akan bertambah US$12 triliun sampai 2025 tanpa penerapan kesetaraan gender.

Sri Mulyani mengatakan angka ini setara dengan gabungan Gross Domestic Product (GDP) tiga negara maju di dunia yakni Jepang, Jerman, dan Inggris.

"Kita bicara soal potensi yang hilang. Ini potensi kerugian yang sangat besar. Tiga negara itu jika GDP-nya dikombinasikan kira-kira US$12 triliun," katanya.

Sementara itu, apabila kesetaraan gender terus ditingkatkan, maka Asia Pasifik dapat menambah pendapatan hingga sekitar US$4,5t riliun. 

Sebab, menurut Sri Mulyani, pria dan wanita memiliki potensi yang sama untuk berkontribusi menggerakkan ekonomi.

Meski demikian, Sri Mulyani menyebut untuk menciptakan kesetaraan gender bukan hal yang mudah. Untuk berada dalam kondisi tersebut, dunia memerlukan jangka waktu lebih dari 160 tahun menciptakan persamaan hak antara pria dan wanita.

"Butuh 160 tahun untuk kita bisa mengejar gender equality di bidang ekonomi politik sosial,” tuturnya.

Adapun ruang lingkup kesetaraan gender yang digarisbawahi McKinsey meliputi empat hal yakni kesenjangan di dunia kerja, kesenjangan inklusi keuangan dan penguasaan digital, minimnya perlindungan berpayung hukum bagi perempuan dan kebebasan berpolitik, serta kurangnya perilaku yang memberi rasa aman kepada perempuan.

Sponsored

Dari keempat indikator tersebut, kesenjangan gender di dunia kerja secara global tercatat sangat tinggi dibanding indikator kesetaraan gender lainnya yakni mencapai 40% dari pekerja buruh, 50% dari populasi usia kerja, dan 46%-47% dari populasi tenaga kerja di daerah seperti Eropa Barat, Amerika Utara dan Oseania, Eropa Timur dan Asia Tengah.

Dalam penelitian tersebut, McKinsey menyebut bahwa jika perempuan dapat memainkan peran yang identik dalam pasar tenaga kerja dengan laki-laki, maka potensi finansial yang dapat diraup mencapai US$28 triliun atau 26% dapat ditambahkan ke PDB tahunan global pada 2025.
 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid