sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sri Mulyani prediksi ekonomi tumbuh 5,1% di semester I-2019

Prediksi ini berdasarkan realisasi ekonomi makro yang terjadi di sepanjang semester I-2019.

Cantika Adinda Putri Noveria
Cantika Adinda Putri Noveria Selasa, 16 Jul 2019 19:10 WIB
Sri Mulyani prediksi ekonomi tumbuh 5,1% di semester I-2019

Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada semester I-2019 mencapai 5,1%. Hal ini diprediksi berdasarkan realisasi ekonomi makro yang terjadi di sepanjang semester I-2019.

"Realisasi pertumbuhan ekonomi semester I-2019 sebesar 5,1%, ini masih estimasi. Karena BPS akan merilis datanya pada Agustus 2019 mendatang," tutur Sri Mulyani di hadapan anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR, Jakarta, Selasa (16/7). 

Sri Mulyani mengungkapkan kondisi makro ekonomi yang dimaksud. Menurutnya, inflasi pada semester I-2019 sebesar 3,3%, lebih rendah dari target APBN 2019 yang mencapai 3,5%. 

Sementara, sepanjang semester I-2019 rupiah menguat 2,3%. Rata-rata pergerakan rupiah pada paruh pertama tahun 2019 berada di level Rp14.197 per dolar Amerika Serikat (AS). Nilai tukar ini lebih rendah dari asumsi APBN yang mencapai Rp15.000 per dolar AS. 

Sementara, Sri Mulyani mengakui kondisi perekonomian domestik terimbas tekanan dari eskternal yakni menguatnya ketegangan dagang antara AS dan China. Selain itu, adanya tekanan suku bunga acuan The Fed yang tinggi, membuat investasi langsung asing (foreign direct investmen/FDI) mengalami perlambatan.

"Sehingga meskipun tingkat konsumsi rumah tangga masih cukup kuat dan tumbuh tinggi, namun kami melihat untuk investasi mulai terjadi kecenderungan melambat," jelas dia.

Adapun realisasi suku bunga surat perbendaharaan negara (SPN) 3 bulan pada semester I-2019 mencapai 5,8% atau lebih besar dari target APBN yang sebesar 5,3%. Tingginya SPN tiga bulan ini, kata Sri Mulyani, disebabkan adanya kenaikan suku bunga yang dilakukan The Fed pada tahun lalu dan masih terasa sampai saat ini. 

Kendati demikian, Sri Mulyani mengklaim pada semester II-2019, tingkat suku bunga SPN akan menurun secara gradual dengan adanya stabilitas makro dan kemungkinan penurunan dari suku bunga Federal Reserve. Hal ini kemungkinan juga akan diikuti oleh suku bunga Bank Indonesia. 

Sponsored

Sementara, dari asumsi harga minyak pada APBN 2019 yang mencapai US$70 per barel, realisasinya pada semester satu hanya mencapai US$63 per barel. 

"Ini mengkofirmasi bahwa perlambatan perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi dunia menyebabkan tekenan terhadap harga komoditas," jelas Sri Mulyani. 

Sementara, lifting minyak bumi mencapai 755.000 barel per hari, lebih rendah dari asumsi yang 775.000 barel per hari. Selanjutnya, lifting gas bumi mencapai 1,05 juta  barel setara minyak per hari, lebih rendah dari asumsi 1,25 juta barel setara minyak per hari.

Adapun untuk semester II-2019, Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi hanya bisa mencapai di 5,2%. Dengan tingkat inflasi sebesar 3,1% yoy dan nilai tukar rupiah berada di level Rp14.303 per dolar AS.

Berita Lainnya
×
tekid