sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sri Mulyani yakin ekonomi tumbuh 5% di tengah perang dagang

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan konsumsi rumah tangga menjadi kunci peningkatan ekonomi.

Laila Ramdhini
Laila Ramdhini Kamis, 17 Okt 2019 15:40 WIB
Sri Mulyani yakin ekonomi tumbuh 5% di tengah perang dagang

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir tahun 2019 tetap bisa berada di atas 5%, meski terjadi perang dagang antarnegara maju sejak 2018. Sri Mulyani mengakui dampak perang dagang memang sangat terasa pada 2019.

"Jadi untuk itu, kita bisa menjaga di atas 5% dengan bekerja keras dan waspada," kata Sri Mulyani dalam The 1st ASEAN CPA Conference 2019 di Bali, Kamis (17/10).

Sri Mulyani mengatakan pemerintah berharap tetap bisa mendorong investasi dan belanja rumah tangga. Meski demikian, dia mengakui adanya pelemahan investasi hingga 5% dari sebelumnya 7%. Investasi di Indonesia tahun ini mengalami tekanan dari berbagai hal.

"Untuk saat ini, tekanan terbesar memang terlihat pada ekspor karena ekspor sedang mengalami negatif gross, yang tentu akan mengurangi daya dorong ekonomi. Selain itu, impor juga mengalami hal yang sama, karena penurunan dari ekspor terjadi lebih dalam daripada impor," kata dia.

Sri Mulyani mengatakan pemerintah harus melakukan beberapa perbaikan, di antaranya harmonisasi regulasi agar level kepercayaan berinvestasi dan berbisnis di Indonesia bisa meningkat.

Lebih lanjut, dia membandingkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan negara lain di Asia yang juga mengalami pelemahan. Salah satunya, ekonomi India yang turun di bawah 6%.

Konsumsi rumah tangga

Untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang tetap positif, Sri Mulyani mengatakan, pemerintah akan mendorong konsumsi rumah tangga. Selain itu, ekspor produk yang diminati pun akan ditingkatkan, sebaliknya impor bahan baku akan ditekan.

Sponsored

"Selain itu, Presiden Jokowi terus-menerus menyampaikan keinginan untuk mempermudah investasi di Indonesia. Ini merupakan suatu yang akan terus diformulasikan oleh para menteri termasuk di dalam mengusulkan registrasi kepada DPR untuk kemudahan investasi tersebut," katanya.

Sri Mulyani menyatakan pemerintah akan fokus menjaga konsumsi domestik karena sektor ini mampu menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara lain di tengah perlambatan ekonomi global.

"Selama domestik demand masih cukup kuat, mungkin kita bisa menetralisir," kata dia.

Untuk itu, lanjut Sri Mulyani, pemerintah akan menjaga agar permintaan dari dalam negeri tidak tertekan mencermati situasi ekonomi global.

Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatat konsumsi rumah tangga berkontribusi besar bagi produk domestik bruto (PDB) sebesar 56%.

Sementara itu, Lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) baru-baru kembali merevisi pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2019 yang turun 0,2% menjadi 3%.

Menurut IMF, perang dagang, dan ketegangan geopolitik ditengarai menjadi pemicu melambatnya ekonomi global.

Berita Lainnya
×
tekid