Stabilkan harga, Bulog lempar 15.000 ton beras medium

Kenaikan harga gabah menjadi penyebab naiknya harga beras medium di pasar. Harga gabah naik karena sudah memasuki musim kering.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, mengatakan, sudah mengantisipasi hal tersebut dengan menyerap stok dan operasi pasar.

Kenaikan harga beras sudah terpantau melalui data Bank Indonesia (BI) yang selalu memberikan informasi perkembangan harga beras di seluruh daerah. Meski demikian, petinggi Bulog yang biasa dipanggil Buwas itu mengatakan, kondisi ini belum tergolong urgen.

“Operasi pasar tidak hanya dilakukan di pasar. Tetapi juga di pemukiman supaya masyarakat mudah mendapatkan beras medium,” ujarnya di Gudang Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Selasa (4/9).

Pada operasi yang dilakukan di seluruh daerah itu, Bulog menggelontorkan 15.000 ton beras medium. Kendati demikian Buwas mengakui penyerapan stok pun mengalami penurunan dari yang biasanya 10.000-15.000 ton menjadi 4.000-5.000 ton.

Harga jual beras medium ini kemudian disesuaikan berdasarkan daerah, yaitu, dengan harga gudang Rp8.100/kg untuk wilayah Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi. Sedangkan untuk wilayah Sumatera kecuali Lampung, Sumsel, NTT, dan Kalimantan harga yang berlaku Rp8.600/kg. Kemudian untuk wilayah Maluku dan Papua harga beras medium Rp8.900/kg.

“Masyarakat bisa membeli langsung ke gudang Bulog dengan harga tersebut. Kalau yang diedarkan paling tinggi harganya Rp8.750,” paparnya.

Kenaikan harga beras medium terpantau sejak minggu ketiga Agustus dengan kisaran kenaikan 0,11%. Tetapi pada saat ini harga beras kelas medium hanya sebesar Rp9.400/kg.

Mantan Kepala BNN itu memastikan, meskipun terjadi kenaikan harga beras medium, kualitas yang disediakan di pasaran masih berkualitas tinggi. 

Stok beras medium di gudang Bulog seluruh daerah juga dijamin dapat mengatasi kenaikan harga beras di masyarakat. Bulog bahkan meminjam gudang milik TNI/Polri untuk menampung ketersediaan beras.