sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Surplus neraca perdagangan berlanjut di Juli

Nilai neraca perdagangan Indonesia Juli 2020 mengalami surplus US$3,26 miliar.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Selasa, 18 Agst 2020 13:23 WIB
Surplus neraca perdagangan berlanjut di Juli

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada Juli 2020 mengalami surplus sebesar US$3,26 miliar yang utamanya disumbang oleh surplus sektor nonmigas US$3,52 miliar.

"Nilai neraca perdagangan Indonesia Juli 2020 mengalami surplus US$3,26 miliar, terutama disebabkan oleh surplus sektor nonmigas US$3,52 miliar," kata Kepala BPS Kecuk Suhariyanto dalam video conference, Selasa (18/8).

Sementara dari sisi sektor migas mengalami defisit sebesar US$253 juta. Meski demikian, surplus pada Juli ini, jauh lebih besar dibandingkan dengan surplus pada Juni yang tercatat sebesar US$1,27 miliar.

BPS mencatat, surplus neraca perdagangan pada Juli ini disebabkan oleh tingginya nilai ekspor yang mencapai US$13,73 miliar atau meningkat 14,33% dibandingkan ekspor Juni 2020 yang sebesar US$12,1 miliar.

Ekspor Juli disebabkan oleh naiknya ekspor nonmigas yang mencapai US$13,03 miliar, naik 13,86% dibanding Juni 2020. Sementara jika dibanding ekspor nonmigas Juli 2019, turun 5,87%.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Juli 2020 mencapai US$90,12 miliar atau menurun 6,21% dibanding periode yang sama pada 2019, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$85,44 miliar atau menurun 3,96%.

Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Juli 2020 terhadap Juni 2020 terjadi pada logam mulia, perhiasan/permata sebesar US$452,7 juta, sedangkan penurunan terbesar terjadi pada bijih, perak, dan abu logam sebesar US$100,5 juta.

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Juli 2020 turun 0,67% dibanding periode yang sama pada 2019, demikian juga ekspor hasil tambang dan lainnya turun 22,14%, sementara ekspor hasil pertanian naik 9,92%.

Sponsored

Ekspor nonmigas Juli 2020 terbesar adalah ke China yaitu, US$2,53 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,61 miliar dan Jepang US$1,05 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 39,82%. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$1,05 miliar.

Posisi nilai ekspor tersebut berbanding terbalik dengan posisi impor pada Juli yang mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu, sebesar US$10,47 miliar atau turun 2,73% dibandingkan Juni 2020 yang sebesar US$10,76 miliar.

BPS mencatat impor nonmigas Juli 2020 mencapai US$9,51 miliar atau turun 5,70% dibandingkan Juni 2020. Jika dibandingkan Juli 2019 juga turun 30,95%.

Sedangkan, impor migas Juli 2020 tercatat senilai US$0,96 miliar atau naik 41,53% dibandingkan Juni 2020, namun dibandingkan Juli 2019 turun 45,19%.

"Penurunan impor nonmigas terbesar Juli 2020 dibandingkan Juni 2020 adalah golongan kendaraan dan bagiannya senilai US$157,9 juta, sedangkan peningkatan terbesar adalah golongan mesin dan perlengkapan elektrik senilai US$220,9 juta," ucap Kecuk.

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Juli 2020 adalah China senilai US$21,36 miliar, Jepang US$6,75 miliar, dan Singapura US$4,86 miliar.

Sementara itu, nilai impor seluruh golongan penggunaan barang selama Januari-Juli 2020 mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan terjadi pada golongan barang konsumsi 7,15%, bahan baku/penolong 17,99%, dan barang modal 18,98%.

Berita Lainnya
×
tekid