sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tahun politik, pasar properti diprediksi landai

Isu sensitif seperti keamanan dan politik memengaruhi lesunya segmen properti menengah atas.

Satriani Ariwulan
Satriani Ariwulan Selasa, 16 Jan 2018 16:32 WIB
Tahun politik, pasar properti diprediksi landai

Meski telah menunjukkan titik balik sejak akhir 2016, namun pasar properti diprediksi masih landai tahun ini. Tahun politik mengakibatkan pasar tak berani berspekulasi.

Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan pasar properti akan stagnan sambil menunggu stabilitas politik di Indonesia. Sejak akhir 2017, terdapat keragu-raguan pasar akibat perseteruan Pemilihan Umum (Pemilu) dan memanasnya tensi politik. 

"Pemilu 2019 ini akan menjadi sebuah pertaruhan besar yang membuat tensi poilitik lebih memanas. Faktor ini sangat berpengaruh secara psikologis terhadap iklim investasi properti khususnya di segmen atas," ujar Ali. 

Segmen menengah atas tercatat lesu pada 2017 akibat pergeseran pasar dari segmen menengah atas ke segmen menengah bawah. Porsi penjualan di segmen menengah bawah mendominasi sebesar 59,17%, diikuti segmen menengah 34,66%, dan segmen atas 6,17% pada kuartal pertama 2017.

Melambatnya pergerakan di segmen menengah atas disebabkan oleh harga properti di segmen ini yang over value. Meskipun telah terkoreksi dan mencapai keseimbangan baru, namun segmen ini masih terimbas lonjakan harga pada periode 2010-2012 lalu. 

Faktor psikologis terkait isu sensitif seperti keamanan dan politik juga memengaruhi lesunya segmen ini. Konsumen menengah atas ragu untuk berinvestasi di properti. Buktinya, dana investor justru mengendap di perbankan hasil tax amesty. 

"Bahkan di salah satu bank terbesar nasional, dana hasil tax amesty tersebut bernilai Rp 57 triliun dan masih belum bergerak ke sektor riil termasuk properti," ujar Ali. Para investor juga lebih memilih bermain saham dibandingkan membeli properti.

Menurut Ali, memanasnya kondisi politik akan berdampak buruk terhadap properti dan perekonomian nasional. Stagnansi pasar properti juga akan terjadi lebih panjang hingga di tahun 2019.

Sponsored

Namun, ada skenario lain terkait dampak pelaksanaan Pemilu terhadap pasar properti. Apabila Pemilu berjalan lancar, maka iklim investasi properti akan semakin kencang sepanjang tahun 2019. Bangkitnya properti diprediksi akan dimulai di semester kedua tahun 2019. 

"Dalam kondisi normal, siklus pasar properti akan mencapai titik tertinggi tahun 2019," ujar Ali.

Data Rumah.com Property Price Index menunjukkan harga properti tahun ini hanya akan tumbuh sekitar 3-5% secara year on year (yoy). Pasar properti akan melambat pada pertengahan 2018 sebagai dampak hari raya Idul Fitri, Pilkada 2018 serta menjelang Pemilu. 

Namun, permintaan pasar diramal tetap stabil, terutama pada pasar properti di bawah Rp1 miliar. Proyek properti baru yang menawarkan kemudahan akses, transportasi publik, serta jaminan keamanan akan menjadi faktor utama yang memengaruhi keputusan konsumen untuk membeli properti tersebut.

Sejumlah kebijakan pemerintah seperti suku bunga Bank Indonesia (BI) 7 Day Repo Rate, Tax Amnesty, Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), serta Paket Kebijakan Ekonomi akan mendorong pertumbuhan properti nasional. 

Berita Lainnya
×
tekid