sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tarif logistik jadi kendala UMKM untuk sasar pasar global

Selama pandemi Covid-19, tarif logistik telah mengalami peningkatan sebesar 30%-40%.

Nanda Aria Putra
Nanda Aria Putra Senin, 19 Apr 2021 16:44 WIB
Tarif logistik jadi kendala UMKM untuk sasar pasar global

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkapkan, tarif logistik yang mahal menjadi salah satu kendala dari sulitnya sektor UMKM. Selain itu, UMKM juga masuk kesulitan masuk ke pasar ekspor dan meluaskan pasarnya hingga ke mancanegara.

"UMKM sulit menembus pasar ekspor karena kendala logistik. Saya kira, kita perlu bergerak mencari solusi terhadap permasalahan ini. Dengan kolaborasi, saya kira bisa mencari solusi dengan cepat," katanya, Senin (19/4).

Teten pun menuturkan, selama pandemi Covid-19, tarif logistik telah mengalami peningkatan sebesar 30%-40%, yang berdampak kepada pengurangan volume ekspor dan impor, dan pengurangan pada jadwal kapal dan penerbangan internasional.

Untuk itu, agar dapat terus mendorong pertumbuhan ekspor produk UMKM, pihaknya menggandeng Garuda Indonesia untuk menangani persoalan logistik, sembari mendorong penjualan produk UMKM melalui marketplace.

"Untuk mengatasi biaya logistik kami bekerja sama dengan Garuda Indonesia, kami juga mendukung UMKM melaksanakan ekspor dengan penjualan langsung di marketplace," tuturnya.

Selain itu, yang menjadi kendala dari UMKM untuk dapat masuk ke pasar ekspor karena minimnya pengetahuan mereka terhadap pasar luar negeri. Lalu, kualitas produk UMKM yang belum memenuhi standar internasional.

Kemudian, kapasitas produksinya yang masih rendah sehingga kerap kali tidak dapat memenuhi permintaan pasar ekspor. Selanjutnya, biaya sertifikasi untuk produk-produk tertentu yang tidak murah.

Kendala-kendala itulah, lanjut Teten, yang tengah dicarikan solusinya oleh pemerintah sehingga UMKM dapat naik kelas dengan meluaskan pasarnya hingga ke ranah global.

Sponsored

Hal itu pula, yang membuat kontribusi ekspor produk UMKM masih tergolong rendah, hanya di level 14,37% dari total ekspor nasional. Indonesia jauh tertinggal dari negara-negara APEC yang telah mencapai 35%.

Padahal, dalam struktur produk domestik bruto (PDB) nasional, UMKM menjadi tulang punggung perekonomian dengan kontribusi sebesar 60% dan penyerapan tenaga kerja 97%. 

"Tetapi kontribusi ekspor UMKM masih relatif rendah dengan 14,37%. Ini masih tertinggal dari negara APEC yang bahkan sudah mencapai 35%," ucapnya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid