sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tweet CEO Bukalapak, SDM jadi tantangan

Pada umumnya perusahaan di Indonesia menghadapi setidaknya tiga tantangan besar ketika merambah dunia e-commerce. 

Laila Ramdhini
Laila Ramdhini Jumat, 15 Feb 2019 09:35 WIB
Tweet CEO Bukalapak, SDM jadi tantangan

Setelah tagar #uninstallbukalapak menjadi perbincangan di Twitter, sekarang #dukungbukalapak bertengger di trending paling atas.

CEO Bukalapak Achmad Zaky menjadi pemicu kicauan warganet tersebut. Pada akunnya, Zaky “curhat” mengenai permasalahan pengembangan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.

Menurut dia, dengan visi pengembangan Industri 4.0 dan anggaran Research and Development (R&D) hanya US$2 miliar, maka Indonesia hanya menjual 'omong kosong'.

Dalam publikasi risetnya, perusahaan e-commerce Sirclo menyebutkan bahwa pada umumnya perusahaan di Indonesia menghadapi setidaknya tiga tantangan besar ketika merambah dunia e-commerce yakni SDM, infrastruktur, dan sistem rantai pasok.

“Dan tantangan terbesar yang dihadapi itu adalah sumber daya manusia,” kata Founder & CEO Sirclo Brian Marshal, dalam publikasi yang diterima Alinea.id, Kamis (14/2).

Sementara, PepsiCo Head of Trade Marketing and E-Commerce Fransiscus Kurniawan menyebutkan jumlah talenta yang piawai dan berpengalaman di bidang e-commerce, khususnya bagi perusahaan bahan makanan (fast moving consumer good/FMGC) belum banyak tersedia di pasar tenaga kerja Indonesia. Sehingga, kata dia, perusahaan kesulitan untuk mempekerjakan orang yang sesuai.

Kurniawan mengungkapkan, dalam praktik perdagangan di e-commerce, dibutuhkan minimal lima tenaga ahli. Kelimanya yakni Key Account, Store Operator, Customer Service, Logistic & Inventory, dan Graphic Designer.

“Dibutuhkan tenaga ahli untuk menjalankan unit e-commerce dalam sebuah perusahaan. Dengan kondisi saat ini, semua membutuhkan investasi yang sangat besar dari awal,” kata dia.

Sponsored

Selain itu, Kurniawan menjelaskan tantangan lainnya adalah sistem rantai pasokan, mulai dari internal perusahaan hingga distributor eksternal yang belum terintegrasi ke platform e-commerce. Akibatnya, banyak proses terkait logistik, seperti pengambilan dan pengepakan produk yang dipesan secara online, masih dilakukan secara manual.
 
“Proses manual ini berpotensi menyebabkan terjadinya kesalahan yang mengakibatkan rendahnya performance penjualan,” ujarnya.
 
Terakhir, dibutuhkan pengetahuan dan pengalaman untuk menjalankan penjualan melalui e-commerce yang berbeda tekniknya dibanding penjualan tradisional.
 
“Berjualan lewat e-commerce membutuhkan pengetahuan dan pengalaman untuk menentukan jenis platform yang cocok untuk sebuah merek atau produk, selain jenis promosi yang tepat untuk setiap platform e-commerce,” kata Fransiscus.
 
Salah satu solusi untuk menghadapi tantangan-tantangan ini adalah bekerja sama dengan penyedia solusi untuk channel management, atau manajemen jalur distribusi, yang mengkhususkan diri dalam membantu perusahaan FMCG untuk berjualan secara online.

Berita Lainnya
×
tekid