Utang RI tembus Rp4.498 triliun, rasio 30,1% dari PDB
Utang pemerintah Indonesia menembus rasio 30,1% terhadap produk domestik bruto (PDB) dengan total nilai Rp4.498,6 triliun per Januari 2019.
Utang pemerintah Indonesia menembus rasio 30,1% terhadap produk domestik bruto (PDB) dengan total nilai Rp4.498,6 triliun per Januari 2019.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat total utang pemerintah pusat dalam setahun bertambah Rp539,9 triliun dari Januari 2018 senilai Rp3.958,7 triliun.
Total utang pemerintah pusat tersebut terdiri dari pinjaman bilateral, multilateral komersial, sampai pinjaman dalam negeri, dengan total Rp795,8 triliun. Sedangkan, outstanding Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp3.702,8 triliun.
Menteri Terbaik Dunia dalam ajang World Goverment Summit di Dubai Uni Emirat Arab (UAE) itu menjelaskan pembiayaan utang yang mencapai Rp122,47 triliun pada Januari 2019, juga disebabkan karena adanya penarikan utang di awal tahun.
"Karena adanya frontloading yang dilakukan dalam rangka antisipasi kondisi pasar dan kesempatan yang cukup preferable pada Februari ini," kata Sri Mulyani di kantornya, Rabu (20/2).
Penarikan utang pada awal tahun ini, sambungnya, lebih tinggi 353,92% periode yang sama pada tahun sebelumnya senilai Rp26,98 triliun.
"Sebagai respons atau upaya mitigasi risiko atas kondisi pasar global yang diliputi ketidakpastian dan volatilitas, seperti kenaikan Fed Fund Rate, trade war AS dan China, dan volatilitas harga minyak dunia," imbuh dia.
Kebijakan ini, ucapnya, bukan suatu hal yang baru dilakukan dan terbukti cukup efektif untuk mengelola kebutuhan pembiayaan APBN dalam situasi yang diliputi ketidakpastian.
Secara keseluruhan, nominal utang luar negeri kembali bertambah 6,9% per akhir 2018 menjadi US$376,8 miliar setara RpRp5.312 triliun. Utang swasta termasuk BUMN sebesar US$190,6 miliar setara Rp2.687 triliun.
Utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$186,2 miliar setara Rp2.625 triliun. Jumlah utang tersebut meningkat US$17,7 miliar yang artinya bertambah Rp249,57 triliun hanya dalam tiga bulan sejak triwulan III-2018.