sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Wamen Budi: Indonesia telah kontak 8 perusahaan penyedia vaksin Covid-19

Adapun keputusan akhir mengenai jenis, jumlah, dan harga vaksin ada di tangan Kemenkes.

Annisa Saumi
Annisa Saumi Selasa, 24 Nov 2020 14:31 WIB
Wamen Budi: Indonesia telah kontak 8 perusahaan penyedia vaksin Covid-19

Indonesia telah mengontak setidaknya delapan perusahaan penyedia vaksin Covid-19. Perusahaan tersebut telah masuk ke dalam daftar penyedia vaksin WHO.

Wakil Menteri (Wamen) Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Budi Gunadi Sadikin mengaku, telah diminta oleh Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto untuk membantu solusi vaksin Covid-19. Terawan meminta, vaksin tersebut berasal dari perusahaan yang telah masuk ke dalam daftar WHO.

"Sampai sekarang ada 11 vaksin, yang sudah masuk uji klinis tahap III, semua sudah kami kontak kecuali tiga seingat saya," kata Budi berbicara dalam CEO Networking, Selasa (24/11).

Ketiga perusahaan yang belum dikontak oleh Tim Satgas Pemulihan Ekonomi adalah Moderna dari Amerika Serikat, kedua Gamaleya untuk vaksin Sputnik V dari Rusia, dan ketiga adalah Bharat Biotech dari India.

Sementara, calon vaksin lainnya yang telah memasuki uji klinis tahap III telah dikontak oleh pemerintah. Budi mengatakan, pemerintah telah mengontak Pfizer yang memiliki vaksin yang dikembangkan menggunakan tekonologi mRNA dari AS dan Jerman, lalu Novavax dengan vaksin berbasis protein subunit dari AS, dan Astra Zaneca dengan vaksin yang dikembangkan menggunakan non-replicating viral vector.

Kemudian, pemerintah juga mengontak produsen vaksin asal China yaitu Sinovac, Sinopharm-Wuhan Institute of Biological Products, dan Sinopharm-Beijing Institute of Biological Products, yang ketiganya mengembangkan vaksin dengan metode inactivated, dan Cansino yang mengembangkan vaksin dengan metode non-replicating viral vector.

"Kami sudah kontak mereka semua. Alternatifnya secara bilateral, perusahaan ke perusahaan juga sudah kami lakukan dan opsi-opsi penawarannya juga sudah siap," ujar Budi.

Adapun keputusan akhir mengenai jenis, jumlah, dan harga vaksin, lanjutnya, ada di tangan menkes.

Sponsored

Selain itu, pemerintah juga mengusahakan pendekatan lain secara multilateral untuk mendapatkan vaksin. Indonesia, dibantu dengan Kemenkes aktif dalam kerja sama antara WHO, CEPI, Gavi, dan Unicef.

Budi menuturkan, empat organisasi dunia ini bekerja sama untuk menyediakan akses ke vaksin, terutama untuk negara yang tidak memiliki uang. Untuk Indonesia, kerja sama multilateral ini setidaknya bisa memberikan akses ke sembilan alternatif vaksin yang dalam dalam daftar WHO.

"Jadi, kalau nanti Gavi menentukan mana vaksin yang akan diberikan, maka Indonesia bisa dapat jatah vaksin juga beberapa persen dari populasi," tuturnya.

Berita Lainnya
×
tekid