sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

XL Axiata siapkan capex Rp700 miliar tahun ini

Capex XL Axiata untuk mengembangkan infrastruktur di luar Pulau Jawa dan fiberasi di Pulau Jawa guna persiapan implementasi jaringan 5G.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Senin, 29 Apr 2019 17:04 WIB
XL Axiata siapkan capex Rp700 miliar tahun ini

PT XL Axiata Tbk. (EXCL) mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp7,5 triliun pada 2019. Angka ini lebih besar Rp700 miliar atau 10% dibandingkan dengan capex 2018 senilai Rp6,8 triliun.

Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini mengatakan, sumber dana capex tersebut berasal dari kas internal dan sisanya dari penerbitan surat utang.

“Perseroan akan fokus menggunakan capex untuk mengembangkan infrastruktur di luar Pulau Jawa dan fiberasi di Pulau Jawa guna persiapan implementasi jaringan 5G,” Dian di Kantor XL Axiata, Jakarta, Senin (29/4).

Menurut Dian, sekitar 30%-35% dari dana capex itu akan dialokasikan untuk melakukan fiberasi. Sebab, kata Dian, pendapatan pada lini layanan data berkontribusi paling besar terhadap revenue XL Axiata.

"Kontribusi pendapatan data terhadap total pendapatan layanan telah mencapai 82% pada 2018, meningkat dari 69% di tahun 2017. Traffic data diperkirakan meningkat 60% dibanding 2018," kata Dian.

Sebagai informasi, sepanjang 2018 perusahaan dengan kode saham EXCL tersebut berhasil membukukan pendapatan Rp22,94 triliun, tumbuh tipis 0,28% (year on year/yoy) dari tahun sebelumnya senilai Rp22,86 triliun.

Selain itu, pada tahun ini perusahaan juga menargetkan peningkatan coverage jaringan 4G dari yang saat ini sudah mencapai 80% dari populasi penduduk meningkat jadi 90% populasi. 

Adapun hingga akhir 2018, jaringan 4G XL Axiata telah melayani sekitar 400 kota/kabupaten dengan hampir 30.000 BTS 4G.

Sponsored

Selain itu, Dian memproyeksikan bahwa pada tahun ini industri telekomunikasi di Indonesia akan mengalami pertumbuhan, tidak seperti tahun lalu yang tercatat minus 7%. 

"Kita melihat pasar seluler mengalami perbaikan dari layanan data, yang ditunjang peningkatan traffic data cukup kuat. Kalau 2018 itu industri negatif 7%, banyak analis memperkirakan 2019 industri ini akan tumbuh positif 4% hingga 5%," ucapnya. 

Sehingga, pada tahun diharapkan perseroan dapat membukukan kinerja yang positif. "Targetnya ya selalu positif, dengan cara cost efesiensi," ujar Dian.

Namun sayangnya, Dian enggan menjelaskan lebih lanjut target laba bersih dan pendapatan pada tahun ini. Sebagai informasi, XL Axiata membukukan rugi bersih hingga Rp3,29 triliun pada 2017, turun tajam dibandingkan tahun sebelumnya yang berhasil membukukan laba bersih Rp375,24 miliar.

Manajemen XL Axiata mengklaim meski kinerja industri telekomunikasi mengalami penurunan di tahun 2018, namun pangsa pasar dan EBITDA perusahaan masih tumbuh. 

Sebagai informasi, XL Axiata telah telah menyerap seluruh dana dari penerbitan obligasi dan sukuk yang ditawarkan pada tahun ini dan tahun sebelumnya.

Dian menyebut, dana hasil bersih PUB Obligasi Berkelanjutan I XL Axiata Tahun 2019 senilai Rp631,55 miliar dan dana bersih PUB Sukuk Ijarah Berkelanjutan II XL Axiata Tahun 2019 senilai Rp637,78 miliar telah digunakan seluruhnya untuk belanja modal berupa base station subsystem (BSS) dan transmisi fiber optic hingga 31 Maret 2019.

Selanjutnya, realisasi dari penggunaan dana hasil PUB Obligasi Berkelanjutan I XL Axiata Tahap I tahun 2018 yang senilai Rp994,199 miliar telah terserap sebanyak Rp947,47 miliar per akhir Desember 2018. Dana tersebut digunakan untuk belanja modal berupa radio base station, jaringan fiber optic, dan belanja modal lainnya.

Sementara itu, sisanya ditempatkan oleh perseroan sebagai deposito di PT Bank Bukopin Tbk. dengan tingkat suku bunga per tahun sebesar 9,25% dan juga telah dibelanjakan seluruhnya untuk membiayai capex hingga 31 Januari 2019.

Untuk hasil bersih PUB Sukuk Ijarah Berkelanjutan II XL Axiata tahap I-2018 yang senilai Rp994,46 miliar juga telah digunakan seluruhnya untuk belanja modal berupa radio base station, jaringan fiber optic, dan belanja modal lainnya.

Berita Lainnya
×
tekid