sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Gelombang panas tewaskan 29 orang di Korea Selatan

Hari Rabu (1/8) merupakan hari terpanas di ibu kota Korea Selatan dalam kurun 111 tahun terakhir di mana suhu mencapai 39,6 derajat Celcius

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Kamis, 02 Agst 2018 18:43 WIB
Gelombang panas tewaskan 29 orang di Korea Selatan

Sebanyak 29 orang tewas akibat gelombang panas di Korea Selatan, ungkap Kementerian Kesehatan, Kesejahteraan dan Pengendalian Penyakit negara itu.

Gelombang panas di Negeri Ginseng jauh lebih panjang dari prediksi, dengan setidaknya suhu lebih dari 35 derajat Celcius selama 15 hari, ungkap Korean Meteorological Adiministration (KMA). Badan itu menambahkan bahwa hari Rabu (1/8) merupakan hari terpanas di Seoul dalam kurun 111 tahun terakhir di mana suhu mencapai 39,6 derajat Celcius. Demikian dikutip dari CNN, Kamis (2/8).

Kantor perdana menteri telah memerintahkan semua situs konstruksi umum untuk berhenti bekerja pada siang hari selama suhu ekstrem mendera negara itu. Pemerintah juga akan fokus pada dukungan medis untuk masyarakat, termasuk menyediakan cairan dan sistem pendingin bagi 1.000 petani lansia.

Di sisi utara zona demiliterisasi Korea, media pemerintah KCNA mempublikasikan ulang editorial dari surat kabar Rodong Sinmun pada hari Kamis, yang mengatakan "suhu tinggi ini adalah bencana alam yang belum pernah terjadi sebelumnya."

Suhu tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya  juga melanda Jepang. The Japan Times melaporkan korban tewas akibat gelombang panas menyentuh angka 96 orang. 

Pekan lalu di Kumagaya, sebuah kota di dekat Tokyo, merkuri naik menjadi 41,1 derajat Celcius, rekor tertinggi yang pernah tercatat di Jepang.

Gelombang panas global

Sebagian besar belahan bumi utara telah mengalami musim panas yang terik ditandai oleh gelombang panas dan cuaca ekstrem.

Sponsored

Asia telah sangat terpukul. Setidaknya 21 orang tewas akibat banjir bandang sejak Juli, dan lebih dari 190.000 orang dipindahkan di dan sekitar Shanghai, di mana Badai Tropis Ampil menyerang pantai timur Cina.

Ratusan ribu orang juga telah dievakuasi dari rumah mereka di Filipina, dengan hujan monsun yang diperburuk oleh beberapa badai, menyebabkan banjir dan bahaya lainnya.

Ini adalah jenis gelombang panas yang telah diperingatkan para ilmuwan akan menjadi konsekuensi dari pemanasan global melalui emisi gas rumah kaca.

"Dampak perubahan iklim tidak lagi halus," kata Michael Mann, ilmuwan iklim dan direktur Pusat Sains Sistem Bumi di Penn State University.

"Kita melihat mereka bermain secara real time dalam bentuk gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya, banjir, kekeringan dan kebakaran hutan. Dan kita telah melihat mereka sepanjang musim panas ini," katanya.

Analis AccuWeather Joel Myers memperingatkan bahwa beberapa kelompok sangat rentan terhadap suhu tinggi.

"Orang tua dan mereka dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya, seperti asma dan gagal jantung, cenderung menghadapi kesehatan yang menurun," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Panas kelelahan dan strok, dehidrasi, migrain, kurangnya jam tidur dan perubahan suasana hati semua bisa terjadi karena panas yang berbahaya. Data historis menunjukkan bahwa lebih banyak orang cenderung terlibat dalam kecelakaan kendaraan karena dampak yang terkait dengan panas, seperti penurunan kemampuan untuk berkonsentrasi, kualitas tidur yang buruk yang mereka dapatkan dan gangguan suasana hati, dan lain-lain."
 

Berita Lainnya
×
tekid