sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Langka, Presiden Taiwan berpidato di Amerika Serikat

Untuk pertama kali dalam 15 tahun terakhir, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen tampil berpidato di Amerika Serikat.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Selasa, 14 Agst 2018 18:10 WIB
Langka, Presiden Taiwan berpidato di Amerika Serikat

Presiden Tsai Ing-wen memberikan pidato di Amerika Serikat (AS), menandai untuk pertama kalinya dalam 15 tahun, seorang pemimpin Taiwan berbicara secara terbuka di Negeri Paman Sam. 

Tsai Ing-wen berpidato saat dirinya singgah di AS dalam perjalanannya menuju Paraguay. Dalam kesempatan tersebut, presiden yang pemerintahnya menolak mendukung pandangan bahwa Taiwan adalah bagian China dan bersumpah untuk mempertahankan nilai-nilai demokrasi.

"Kami akan menjaga janji kami bahwa kami bersedia bersama-sama meningkatkan stabilitas dan perdamaian regional di bawah prinsip-prinsip kepentingan nasional, kebebasan, dan demokrasi," ungkap Tsai Ing-wen pada Senin (13/8). Demikian seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (14/8).

China memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang akan dipersatukan kembali dengan 'kekuatan' jika perlu, meski kedua belah pihak terbelah pada tahun 1949 setelah perang saudara.

Beijing selalu sigap mengutuk setiap langkah yang dapat diartikan sebagai pengakuan diplomatik secara de facto terhadap Taipei. Negeri Panda telah meningkatkan tekanannya pada Taiwan sejak Tsai Ing-wen yang berasal dari Partai Progresif Demokratik (DPP) berkuasa pada tahun 2016.

Di AS, Presiden Tsai Ing-wen berpidato di Ronald Reagan Presidential Library. Dia sendiri memuji sosok Reagan yang dianggapnya berkontribusi dalam hubungan Taiwan-AS, termasuk komitmen untuk tidak menekan Taipei bernegosiasi dengan Beijing.

"Semuanya dapat dinegosiasikan kecuali dua hal: kebebasan kita dan masa depan kita," tutur Tsai Ing-wen mengutip pernyataan Reagan dalam pidatonya seraya menambahkan bahwa itu merupakan sentimen rakyat Taiwan saat ini.

Tsai Ing-wen merupakan presiden Taiwan kedua yang menginjakkan kaki di AS setelah Chen Shui-bian berkunjung ke New York pada tahun 2003. 

Sponsored

Selain menerima penghargaan terkait hak asasi manusia, dalam kunjungannya ke AS, Chen Shui-bian yang juga berasal dari DPP, menyampaikan beberapa pidato publik.

Washington mengalihkan pengakuan diplomatik ke Beijing dari Taipei pada tahun 1979, namun AS tetap menjadi pemasok senjata terbesar ke Taiwan dan sekutu tidak resmi yang terpenting. 

Hubungan Taiwan-AS dinilai semakin hangat sejak Donald Trump berkuasa dan semakin diperkuat pula oleh bagian Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional (NDAA) AS, yang mencakup komitmen dukungan militer bagi Taiwan.

Bulan lalu, AS mengirim dua kapal perang ke Selat Taiwan, menyusul serangkaian latihan militer yang digelar Beijing di sekitar kawasan itu.

Kantor Urusan Taiwan pada hari ini menegaskan kembali penentangannya terhadap setiap upaya untuk mempromosikan kemerdekaan negara itu. Pernyataan ini mencuat terkait dengan singgahnya Tsai Ing-wen di AS.

"Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari Cina. Kami dengan tegas menentang setiap upaya untuk menciptakan 'dua Cina', 'satu Cina, satu Taiwan' dan 'kemerdekaan Taiwan' di arena internasional," ungkap Kantor Urusan Taiwan dalam sebuah pernyataan.

Surat kabar negara China Global Times menuding AS dan Taiwan "melakukan transaksi gelap", memperingatkan bahwa Beijing mampu memberikan "hukuman yang drastis."

Lawatan Tsai Ing-wen ke Paraguay terjadi di tengah upaya Taiwan untuk menjalin hubungan dengan sekutu diplomatiknya yang semakin hari semakin berkurang. Saat ini jumlah negara yang menjalin hubungan diplomatik dengan Taiwan 18 negara, itu menurun setelah Burkina Faso dan Republik Dominika beralih mendukung Beijing pada Mei lalu.

Di bawah tekanan Beijing, semakin banyak maskapai penerbangan internasional dan perusahaan yang telah mengedit situs resmi mereka untuk menyebut Taiwan sebagai "Taiwan, China" atau "Chinese Taipei".
 

Berita Lainnya
×
tekid