sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

WHO: Nyaris 800.000 orang bunuh diri setiap tahun

Bunuh diri terjadi di semua negara dan wilayah, baik kaya maupun miskin.

Soraya Novika
Soraya Novika Senin, 10 Sep 2018 17:20 WIB
WHO: Nyaris 800.000 orang bunuh diri setiap tahun

Setiap tahun, hampir 800.000 orang melakukan bunuh diri. Pada tahun 2016, tindakan bunuh diri merupakan penyebab kematian kedua yang terjadi pada orang-orang dengan rentang usia 15-29 tahun.

Memperingati Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia ke-15 yang jatuh setiap tanggal 10 September ini, WHO didukung oleh Komisi Kesehatan Mental Kanada merilis sebuah panduan untuk membantu mencegah masyarakat melakukan bunuh diri.

Dokumen tersebut menguraikan cara-cara untuk mencegah masalah kesehatan global yang serius, salah satunya dengan menjabarkan secara rinci terkait metode bunuh diri yang paling umum dilakukan dan pembatasan akses ke metode-metode itu.

Panduan tersebut juga menjelaskan bahwa selain bidang kesehatan, ada sektor lain yang perlu dilibatkan dalam mencegah bunuh diri, termasuk di antaranya pendidikan, tenaga kerja, pertanian, dan media.

Bunuh diri terjadi menyeluruh di semua negara dan wilayah, baik kaya maupun miskin. Namun, sebagian besar terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Diperkirakan, sebanyak 20% kasus bunuh diri global dilakukan dengan menenggak racun pestisida. Metode bunuh diri yang umum lainnya adalah gantung diri dan menembak diri menggunakan senjata api.

Di negara-negara berpenghasilan tinggi, ada hubungan yang kuat antara bunuh diri dan masalah kesehatan mental seperti depresi dan gangguan penggunaan alkohol. Meski demikian, banyak kasus bunuh diri terjadi karena keinginan mendadak saat tengah dalam masa-masa krisis.

Di banyak negara, bunuh diri tetap menjadi hal yang tabu. Hingga saat ini, hanya beberapa negara yang telah memasukkan pencegahan bunuh diri ke dalam prioritas kesehatan mereka dan hanya 38 negara yang memiliki strategi pencegahan bunuh diri nasional.

Sponsored

 

Sumber: news.un.org

Berita Lainnya
×
tekid