sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Di Sidang Umum PBB ke-73, Indonesia dorong repatriasi Rohingya

Terkait repatriasi Rohingya, Menlu Retno menekankan tiga faktor penting untuk mengubah situasi di lapangan menjadi lebih baik.

Soraya Novika
Soraya Novika Rabu, 26 Sep 2018 09:50 WIB
Di Sidang Umum PBB ke-73, Indonesia dorong repatriasi Rohingya

Indonesia bersama masyarakat internasional, ASEAN, dan PBB akan terus melakukan pengawasan agar nota kesepahaman antara Myanmar dan Bangladesh untuk repatriasi segera terlaksana. 

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dalam 'Working Lunch on Rohingya Crisis' tingkat menteri luar negeri di sela-sela Pertemuan Tingkat Tinggi Majelis Umum PBB ke-73 menekankan bahwa kerja sama kedua negara adalah aset penting dalam penanganan krisis di negara bagian Rakhine.

Kerja sama ini diharapkan akan membawa perubahan situasi yang lebih baik di lapangan dan memenuhi hak-hak para pengungsi Rohingya di Bangladesh untuk kembali ke daerah asalnya di Rakhine. 

Menlu RI menyampaikan bahwa persoalan domestik Myanmar merupakan satu hal yang kompleks. Isu pengungsi, ketegangan vertikal dan horizontal, serta transisi demokrasi berlangsung pada saat yang bersamaan.  

"Indonesia mengajak masyarakat internasional untuk tidak kehilangan fokus dalam mendukung proses demokratisasi berfungsi penuh di Myanmar untuk membawa kesejahteraan rakyat dan juga situasi damai," ujar Menlu Retno dalam keterangan tertulis yang diterima Alinea.id pada Rabu (27/9).

Menlu Retno menekankan tiga faktor penting untuk mengubah situasi di lapangan menjadi lebih baik. Pertama, menciptakan lingkungan yang kondusif dan memungkinkan jaminan keamanan tersedia sehingga terdapat kepercayaan untuk kembali ke daerah asal.

Kedua, memajukan proses repatriasi dan jaminan tidak akan adanya situasi kemunduran terjadi. Dalam hal ini konsultasi dengan masyarakat internasional diharapkan dapat terus dilakukan demi keberhasilan proses repatriasi tersebut.

Ketiga, penciptaan kehidupan yang inklusif, termasuk dukungan bagi pembangunan ekonomi juga perlu diupayakan bersama.

Sponsored

Pertemuan 'Working Lunch on Myanmar' yang diselenggarakan oleh Inggris dan Perancis ini dihadiri oleh lebih dari 15 pejabat setingkat Menteri. Pertemuan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt dan Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian. 

Hadir pula dalam pertemuan tersebut di antaranya Penasihat Negara merangkap Menteri Luar Negeri dan Menteri Kantor Presiden Republik Federasi Myanmar Aung San Suu Kyi, Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne, Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan, Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley, serta Komisaris Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi Filippo Grandi dan Kepala UNDP Achim Steiner.

Perwakilan negara-negara yang hadir dalam pertemuan ini menyampaikan apresiasinya atas peran Indonesia dalam mendukung dan mendorong penanganan situasi di negara bagian Rakhine. Bahkan secara khusus, Menlu Inggris Jeremy Hunt selaku pimpinan pertemuan menyampaikan dukungan terhadap peran dan kepemimpinan Indonesia.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid