sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Heboh kelakuan turis China serang angsa di Swiss

Seeorang turis Cina memegang leher angsa dengan kasar. Dia berusaha merebut secarik kertas yang berada di mulut angsa.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Kamis, 27 Sep 2018 19:59 WIB
Heboh kelakuan turis China serang angsa di Swiss

Sekelompok turis China memicu keributan setelah mereka mengganggu seekor angsa di tepi danau Lucerne, Swiss. Video terkait peristiwa tersebut pun viral.

Dari video yang beredar diketahui bahwa insiden itu terjadi di kota Lucerne. Keributan diawali dengan perbuatan para turis yang mengelilingi seekor angsa besar.

Rekaman video memperlihatkan dengan jelas, seorang wanita menggoda angsa tersebut seolah hendak memberinya makan. Dia menggunakan secarik kertas. Ketika angsa itu berhasil mengambilnya, seorang wanita lain datang, memegang leher angsa itu dengan kasar, dan mencoba merebut kembali kertas tersebut.

Padahal di kawasan itu tertulis peringatan untuk tidak memberi makan angsa.

Orang yang merekam video mengekspresikan rasa kagetnya menyaksikan kelakuan turis China terhadap angsa itu dengan mengatakan, "What the f*ck."

Video ini pertama kali muncul di Snapchat surat kabar harian Swiss 20 Minuten pada Senin (24/9). Meskipun tidak disebutkan tentang kewarganegaraan para turis, namun mereka berkomunikasi dalam bahasa Mandarin.

Rekaman tersebut dengan cepat beredar mengundang pemberitaan di media China dan platform media sosial negara itu. Mayoritas mereka menyatakan kecewa pada perilaku sejumlah turis itu dan merujuknya sebagai contoh kasus lain yang menyebabkan masyarakat China kehilangan muka.

Namun, ada pula yang membela aksi wanita yang berusaha merebut kertas itu. Mereka menduga, yang bersangkutan mungkin mencoba menyelamatkan angsa dari menelan kertas.

Sponsored

"Bibi itu berusaha mengambil benda dari mulut angsa. Bisakah kalian tidak melulu menyalahkan orang China?," tulis salah satu pengguna media sosial di Tiongkok.

Ada juga yang meragukan kewarganegaraan turis tersebut, menuding media mencoba menyudutkan China.

Video angsa ini muncul ditengah-tengah insiden diplomatik yang menimpa turis China di negara Eropa lainnya. Pada awal bulan ini, di Stockholm, Swedia, sebuah keluarga asal Tiongkok diduga dikeluarkan secara paksa dari lobi hostel setelah mereka tiba beberapa jam sebelum check-in.

Pasca-insiden itu, sebuah acara televisi Swedia mencemooh turis China. Tidak terima, Kedutaan Besar China di Swedia pun meresponsnya dengan mengatakan bahwa program tersebut menyebarkan dan membela rasisme serta xenofobia secara langsung.

Para pelancong asal China pun ikut meradang. Mereka mengancam akan memboikot negara itu.

Sektor pariwisata internasional menyumbang 10% dari produk domestik bruto Uni Eropa. Tahun lalu, data resmi menyebutkan, 500 juta wisatawan internasional mengunjungi negara-negara Uni Eropa.

Sementara pariwisata China dilaporkan berkembang pesat, hanya 6 juta turis Tiongkok yang berkunjung ke Eropa tahun lalu.

Adapun perilaku turis China di berbagai belahan dunia, bahkan negerinya sendiri, kerap menjadi sorotan. Pada 2016, China National Tourism Administration (CNTA) merilis sejumlah kebiasaan buruk yang dilakukan warganya saat menjadi wisatawan, baik di dalam maupun di luar negeri.

Kebiasaan buruk tersebut, termasuk  mengintervensi keamanan pesawat, merusak fasilitas umum, menghina tradisi lokal, merusak artefak bersejarah, mengancam di muka umum, merusak lingkungan, melakukan aksi tidak senonoh, dan buang air besar sembarangan.

Pada 2017, sekelompok wisatawan China kedapatan tengah memasak mi instan di ruang tunggu Bandara Internasional Hong Kong. Aksi tersebut viral dan mengundang berbagai reaksi warganet.

Sementara itu, pada 2016, kelakuan turis China di Chiang Mai, Thailand, juga tidak kalah menyedot perhatian. Sejumlah wisatawan Tiongkok menyendok udang menggunakan piring agar dapat mengambil sebanyak mungkin. Ujung-ujungnya, makanan dalam porsi berlimpah tersebut tidak mereka habiskan. Peristiwa ini menuai kecaman dari netizen. (The Korea Times)

Berita Lainnya
×
tekid