sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Perancis dukung sanksi internasional bagi pembunuh Khashoggi

Khashoggi menghilang setelah memasuki Konsulat Arab Saudi pada 2 Oktober 2018 untuk mengurus dokumen terkait pernikahannya.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Kamis, 25 Okt 2018 10:41 WIB
Perancis dukung sanksi internasional bagi pembunuh Khashoggi

Perancis siap mendukung sanksi internasional terhadap mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi. Hal tersebut disampaikan oleh Istana Elysee setelah Presiden Emmanuel Macron bicara via telepon dengan Raja Salman pada Rabu (24/10).

"Presiden Perancis memberi tahu Raja Salman terkait kemarahan mendalamnya atas kejahatan itu dan menuntut titik terang atas drama ini," ungkap pihak Istana Elysee.

Khashoggi yang menulis kolom untuk The Washington Post sejak mengungsi dari Arab Saudi ke Amerika Serikat pada tahun 2017 merupakan pengkritik vokal Pangeran Mohammed bin Salman, putra mahkota Arab Saudi sekaligus pemimpin de facto negara itu. 

Dalam pernyataan Istana Elysee disebutkan bahwa Macron mengatakan kepada Raja Salman, prioritas utama Perancis adalah membela kebebasan berekspresi, kebebasan pers, dan publik. 

"Perancis tidak akan ragu untuk mengambil sanksi internasional, bersama dengan mitra internasional, melawan yang bersalah," sebut pernyataan itu. 

Setelah sempat membantah kabar kematian Khashoggi di konsulat mereka di Istanbul, Arab Saudi akhir mengakui bahwa Khashoggi memang tewas di sana. 

Riyadh menyebut Khashoggi tewas dalam sebuah operasi ilegal. Klaim ini diragukan banyak pihak. 

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir pada Minggu (21/10) menegaskan bahwa pembunuhan Khashoggi tidak dilakukan atas perintah Pangeran Mohammed bin Salman.

Sponsored

Khashoggi menghilang setelah memasuki Konsulat Arab Saudi pada 2 Oktober 2018 untuk mengurus dokumen terkait pernikahannya dengan sang tunangan, Hatice Cengiz.

Dalam rekaman kamera CCTV yang beredar, terlihat seorang pria keluar dari gedung konsulat dengan mengenakan pakaian Khashoggi. Peristiwa itu terjadi beberapa jam setelah Khashoggi masuk ke pos diplomatik Arab Saudi itu.

Pejabat senior Turki mengidentifikasi sosok itu sebagai Mustafa al-Madani, pria yang diduga salah satu dari 15 orang yang diutus dari Arab Saudi untuk menghabisi Khashoggi.

Meski telah mengakui bahwa Khashoggi tewas di konsulat mereka, Menlu Arab Saudi menyatakan bahwa pihaknya tidak tahu di mana jasad Khashoggi.

Kasus Khashoggi telah menjadikan Putra Mahkota Mohammed bin Salman sosok yang paling disorot, mengingat sang pangeran mencitrakan dirinya sebagai reformis, sementara pada saat bersamaan dia diduga mendalangi kematian kritikus profil tinggi.

Terkait Khashoggi, Amerika Serikat telah mengancam sanksi jika pimpinan Arab Saudi terlibat dengan pembunuhan itu. Pada Selasa (23/10), AS telah mencabut visa 21 warga negara Arab Saudi yang disebut terlibat dalam kejahatan itu.

Inggris, juga, telah mengumumkan akan membatalkan visa yang dipegang oleh tersangka. (France 24)

Berita Lainnya
×
tekid