Turki tidak akan pergi dari Suriah hingga pemilu digelar
Presiden Turki menegaskan, militernya tidak akan meninggalkan Suriah hingga pemilu digelar.
Turki tidak akan meninggalkan Suriah sampai rakyat di negara itu mengadakan pemilihan umum. Hal tersebut ditegaskan oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam sebuah forum di Istanbul pada Kamis (4/10).
"Kapanpun rakyat Suriah mengadakan pemilu, kami akan meninggalkan Suriah kepada pemiliknya pasca-pemilu," ujar Presiden Erdogan.
Dalam kesempatan yang sama Erdogan mengatakan bahwa Turki tidak mengalami kesulitan dalam melakukan pembicaraan dengan kelompok-kelompok radikal di Idlib, daerah kantong terbesar terakhir yang dikuasai pemberontak Suriah.
Hayat Tahrir al-Sham, yang sebelumnya dikenal sebagai Nusra Front, adalah aliansi paling kuat di Idlib. Turki menunjuk kelompok itu sebagai organisasi teroris pada bulan Agustus, sesuai dengan keputusan oleh PBB pada Juni lalu.
Bulan lalu, dalam KTT di Sochi, Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin setuju untuk membuat zona demiliterisasi.
Erdogan menerangkan, di samping 12 observasi yang diselenggarakan oleh Turki di wilayah tersebut, Rusia memiliki 10 titik pengamatan, dan Iran memiliki enam titik pengamatan.
"Mengamankan koridor ini berarti mengamankan Idlib," katanya. "Dan kami telah mulai membentengi pos pengamatan kami." (Reuters)