sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Angela Merkel mundur dari politik, siapa memimpin Uni Eropa?

Kinerja buruk CDU dalam pemilu sela di negara bagian Hesse berujung pada pengumuman mundurnya Angela Mereka dari dunia politik.

Khairisa Ferida
Khairisa Ferida Kamis, 01 Nov 2018 10:10 WIB
Angela Merkel mundur dari politik, siapa memimpin Uni Eropa?

Angela Merkel (64) telah cukup lama 'memimpin' Uni Eropa. Dia dan Jerman merupakan simbol stabilitas kawasan. Pengumumannya pada Senin (29/10) untuk mundur dari pencalonan kembali sebagai pemimpin Partai Partai Persatuan Demokrat Kristen Jerman (CDU) pada Desember 2018 dan kanselir Jerman pada 2021 memicu kepanikan. 

Merkel mungkin kian tidak popular di dalam negeri, dan pengaruhnya pun boleh jadi memudar. Meski demikian, bagi mereka yang menginginkan persatuan, dia secara fundamental dapat diandalkan, layak dan berkomitmen untuk Uni Eropa serta nilai-nilainya.
 
Sang kanselir dianggap memang dilahirkan untuk melawan populis yang menjalankan pemerintahan di sejumlah negara tetangga seperti Italia, Hongaria, dan Polandia.

Apa yang akan dilakukan Eropa tanpa Merkel bukanlah sebuah pertanyaan sederhana, terutama ketika nasionalisme tengah meningkat dan politik Eropa tidak lagi dalam spektrum kiri-kanan, melainkan siapa yang mendukung, dan siapa yang menentang.

"Merkel memberi pemahaman bahwa ada orang mengontrol dan dapat diandalkan," tulis Jan Techau, direktor program Eropa di German Marshall Fund. "Dia memberi jaminan bahwa Jerman adalah kekuatan cadangan di Eropa yang dapat diandalkan."

Siapa yang akan menggantikan Merkel, yang dapat bertindak sebagai penyeimbang terhadap kekuatan yang mungkin merobek persatuan Uni Eropa dinilai merupakan diskusi yang mendesak.

Techau merujuk pada Emmanuel Macron, presiden muda Perancis yang menurutnya adalah sebuah harapan besar. "Dia yang terakhir dengan mandat yang kuat dan memiliki naluri untuk hal yang benar." 

Tapi untuk saat ini setidaknya, Macron tidak populer di dalam negeri serta tidak memiliki perwakilan di Parlemen Eropa. Ide-idenya untuk mereformasi Uni Eropa, hanya mendapatkan sedikit daya tarik jika ada.

Macron dinilai tidak cukup kuat untuk memaksakan visi ambisiusnya. Dia membutuhkan dukungan Jerman.

Sponsored

Di atas kertas, Merkel telah berkomitmen untuk mendukung sejumlah gagasan Macron mereformasi Uni Eropa. Penerus Merkel dinilai tidak akan mendukung Macron lebih dari yang dilakukan kanselir Jerman itu dan memiliki pengaruh yang tinggi di Brussels.

Beberapa pemimpin Eropa akan senang dengan kepergian Merkel. Kebijakan penghematan selama krisis keuangan dan keputusannya untuk membiarkan satu juta migran masuk ke Jerman dianggap telah membantu memicu reaksi populis yang saat ini menjadi tantangan terbesar di Eropa.

Politikus Polandia Jaroslaw Kaczynski mengutuk Merkel atas isu migrasi dan dukungannya terhadap Jalur Pipa Nordstream II dari Rusia. Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban mendeklarasikan anti-Merkel dalam pemilu parlemen Uni Eropa pada Mei mendatang.

Bersama dengan pemimpin Italia, PM Orban telah kritis atas sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia. 

Ada pun semua negara di Eropa Tengah menentang kebijakan migrasi pintu terbuka Merkel. Pada akhirnya, bagaimanapun, investasi Jerman di Eropa Tengah sangat penting bagi ekonomi kawasan.

Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin disebut-sebut juga senang dengan mundur Merkel dari dunia politik. Trump selalu memiliki masalah dengan Jerman, terutama atas perdagangan dan devosi Jerman ke multilateralisme. 

Melalui Twitter Richard N. Haass, diplomat Amerika Serikat yang juga presiden dari Dewan Hubungan Internasional mengungkapkan kekhawatirannya. Dia menulis, mundurnya Merkel meninggalkan Barat dan tatanan internasional pasca-Perang Dunia II tanpa pemimpin.

Tomas Valasek, direktur Carnegie Europe, meyakini bahwa setelah hengkang dari dunia politik, Merkel tidak akan mengejar peran terkemuka di Eropa. "Dia tahu betapa buruknya permainan itu dan betapa sedikitnya penghormatan presiden dan perdana menteri saat ini terhadap para mantan pemimpin."

Para calon pengganti Merkel

Keputusan Merkel untuk mundur dari dunia politik datang setelah partainya, CDU, tampil buruk dalam pemilu sela di negara bagian Hesse pada Minggu (28/10). Merkel telah memimpin CDU selama 18 tahun.

Berikut adalah beberapa kandidat potensial yang dapat menggantikan Merkel sebagai pemimpin partai:

Annegret Kramp-Karrenbauer

Annegret Kramp-Karrenbauer atau AKK dijuluki media Jerman sebagai "mini-Merkel". Dia adalah pemimpin negara bagian Saarland periode 2011-2018.

Kramp-Karrenbauer mengambil posnya sebagai sekretaris jenderal CDU pada awal tahun ini. Secara luas AKK sangat disukai oleh anggota CDU, baik spektrum kanan atau kiri partai.

Sayap kiri menghargai dukungan politikus berusia 56 tahun itu terhadap upah minimum dan hak-hak pekerja. Sementara kalangan konservatif memuji sikap blak-blakannya tentang nilai-nilai tradisional keluarga.

Jens Spahn

Jens Spahn adalah menteri kesehatan Jerman dan salah satu kritikus paling keras dari Merkel. Pada 2016, pria usia 38 tahun itu mendukung CDU melawan Merkel untuk menolak hukum yang disetujui pemerintah untuk memberikan kewarganegaraan ganda kepada anak-anak asing yang lahir di Jerman. 

Spahn, yang secara terbuka mengakui identitasnya sebagai gay, juga mengkritik kebijakan pintu terbuka Merkel bagi para pencari suaka. Dia dikenal dekat dengan sejumlah tokoh konservatif seperti Kanselir Austria Sebastian Kurz dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Jerman Richard Grenell. Grenell merupakan seorang pendukung utama Presiden Donald Trump.

Armin Laschet

Armin Laschet (57) adalah perdana menteri North Rhine-Westphalia, negara bagian Jerman yang paling padat penduduknya. Wilayah ini merupakan benteng kokoh bagi kaum Sosial Demokrat sebelum Laschet dan  CDU mengambil alih kekuasaan tahun lalu. 

Selama kampanye, Laschet, yang merupakan mantan editor sebuah surat kabar Katolik, dikritik karena dinilai kurang bersemangat dan tidak karismatik. Laschet adalah seorang liberal pro-Eropa dan berdiri dengan loyal di belakang Merkel pada puncak krisis pengungsi.

Friedrich Merz

Friedrich Merz (62) memegang beberapa posisi senior dalam bisnis Jerman, termasuk perannya sebagai salah satu pimpinan BlackRock Jerman dan ketua dewan pengawas bandara Cologne Bonn. 

Dia sebelumnya adalah anggota senior parlemen untuk CDU. Mantan hakim ini adalah pemimpin partai di parlemen pada awal 2000-an ketika Merkel mengonsolidasikan otoritasnya sebagai kepala partai keseluruhan. 

Sosok Merz dikenal sebagai politikus konservatif sekaligus kritikus Merkel yang menilai Merkel terlalu jauh membawa CDU ke sayap kiri. (New York Times, CNN dan Financial Times)

Berita Lainnya
×
tekid